aku terbangun mendengar suaramu
Tapi hanya di dalam kepalaku
Di luar air begitu menusuk
dan angin yang senyap berembus pelan-pelan.
Membisikkan kata-kata tentang cinta dan kasih sayang
Yang belum pernah kudengar darimu
Aku menunggu sarapan tiba
sambil tetap memikirkanmu
Lalu kukira Tuhan begitu jauh dariku
saat kupikir aku mendekat padanya
Karena Dia tak kunjung mengambil bayang-bayangmu
dari detik-detik hidupku yang begitu biru.
Kita tak pernah membuat janji,
kita tak pernah bertingkah mesra,
kita tak pernah bermanja-manja.
Lalu bagaimana aku bisa jatuh cinta?
(Wekas, 2 April 2011)