Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Solat Jumat, 1 Kali Azan atau 2 Kali Azan?

11 Juni 2010   11:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:36 716 0
Entah sudah berapa kali ritual ibadah solat jumat saya lakukan ,diusia yang sudah menjelang 49 tahun ini, entah sudah berbagai kota, desa atau tempat yang saya kunjungi melakukan solat ibadah jumat, mulai dari mesjid yang agung, mesjid raya, mesjid2 kecil , bahkan gedung gedung perkantoran yang menyulap basemen, atau space parkir, atau ruang serba guna yang dijadikan sebagai tempat ibadah solat jumat tersebut.

Sungguh jumat kali ini saya baru menyadari bahwa memang disetiap tempat ada perlakuan yang berbeda beda tentang azan menjelang solat jumat tersebut, yang saya amati, ada azan dilakukan setelah khotib naik mimbar, ada juga azan dilakukan sebelum khotib naik mimbar, dan setelah khotib naik mimbar, dilakukan lagi 1 kali azan,

Dari beberapa penelusuran saya, saya menyimpulkan sementara, berkait dengan ormas islam terbesar direpublik ini, yaitu Nahdatul ulama (NU) dengan Muhamadiyah, dan ternyata apabila mesjid atau tempat yang difungsikan sebagai ibadah solat jumat tersebut adalah saudara kita dari ormas tersebut, maka perlakuan azannya pun mengikuti cara yang sudah biasa dilakukan, yang kadang juga menjadi pertanyaan saya, apakah khotib yang diundang juga adalah yang masuk dalam ormas masing masing tersebut ?

Saya teringat dengan cerita tentang bagaimana toleransinya para sesepuh kita, dari ormas islam yang berbeda tersebut, konon dulu pada tahun 70an sebelum naik haji dilakukan dengan pesawat udara, semua jemaah haji berangkat menggunakan kapal laut dimana perjalanan dan ibadah haji memakan waktu 3 bulan, dalam suatu kesempatan dalam kapal tersebut terdapat rombongan Buya Hamka sesepuh muhamadiyah, dengan kafilah muhamdiyah, dan prof mukti ali sesepuh Nu dengan kafilah NU.

Pada saat solat subuh, diatas kapal, terlihat buya hamka dan prof mukti ali saling mempersilahkan menjadi imam solat subuh, karena buya hamka lebih senior, prof mukti ali mempersilahkan buya hamka ,menjadi imam,konon karena saudara saudara dari muhamadiyah pada solat subuh tidak terbiasa dengan doa qunut, maka beberapa makmum dari NU, bergumam ,wah tidak ada doa qunut, namun apa yang terjadi, diakhir ruku rakaat kedua, ternyata buiya hamka membacakan doa qunut, subhanallah begitu tolerannya islam yang diperlihatkan oleh buya hamka, walau qunut bukanlah kebiasaan muhamdiyah, tapi buya memperlihatkan respek beliau yang tinggi terhadap saudara saudaranya dari NU yang terbiasa dengan qunut, subhanallah, pada keesokan harinya, pada solat subuh, karena buya hamka sudah mendapat giliran, akhirnya giliran prof mukti ali, dari NU, apa yang beliau lakukan ? subhanallah, beliau sangat menghormati buya hamka, solat subuh yang biasanya buat warga NU doa qunut adalah wajib, ternyata beliau tidak membacakandoa qunut tersebut, indahnya toleransi yang beliau pertontonkan kepada umatnya masing masing.

Kadang saya juga geli sendiri, melihat beberapa teman yang mempersoalkan, mengenai gerakan jari telunjuk pada saat membaca tahyat, ada yang mengangkan telunjuk, ada yang goyang inul, ada yang tidak menegangkan telunjuk, dan kadang hal itu menjadi sumber pertengkaran,demikian juga, ada yang ciri ciri, misalnya dengan memelihara jenggot, ada menggulung ujung celana ala michael jackson, ada yang solat dengan membenturkan dahi sehingga hitam sebagai pertanda banyak sujud, sungguh semua nya kadang menjadi pertengkaran yang dibesar besarkan, kadang saya dalam guyonan becanda, kalau solat jumatnya masih hari jumat, kalau kiblatnya masih ke baitullah, trus yang dibacanya apa apa yang dicontohkan rosul, ya biar ajalah, itu improvisasi masing masing, tuhannya masih allah rosulnya masih nabi muhamad saw, ya nyantai nyantai ajalah,

Kembali apakah solat jumat yang dilakukan apakah dengan 1 kali azan atau 2 kali azan, terjawab sudah pertanyaannya ya,

salam hangat kompasiana

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun