Ibarat kapal yang tengah berlayar menuju tepian pelabuhan tujuan,ombak badai, taufan tiupan angin kencang,seakan akan datang silih berganti ,mengobok ngobok, layar dan buritan kapal, seakan akan ingin karam dan menenggelamkan kapal seiisinya, kadang terasakan kapal berjalan tanpa navigasi,kompas pemandu , berjalan oleng ,yang kadang mengandalkan tiupan angin, dan kadang tanpa mesin yang kadang pula dimatikan,
7 bulan seakan terlewati dengan semua suka duka, keniscayaan, walau akhirnya kapal ini melihat adanya secercah pelabuhan harapan, pertemuan dengan seseorang yang mempesona, dikala hati ini sedang tertutup dari semua keinginan mencapai pelabuhan harapan.
Seorang gadis, yang sudah memasuki usia kepala 3, dan memang bagi sebagian kultur masyarakat kitta melihat bahwa, anak gadis dengan usia sudah diatas kepala 3 seakan akan sudah divonis dengan berbagai macam label, seakan akan gadis tadi dihadapkan pada sesuatu yang selalu mengarah kepada sesuatu yang tidak semestinya.karena dibandingkan dengan sebagian gadis seusianya yang seharusnya sudah mempunyai 2 atau 3 anak, .
Kutembak kekasihku 3 kali tadi malam, seakan akan kejar tayang sinetron, untuk memenuhi hasrat penonton dalam opera opera sabun yang dipertontonkan, sambil makan malam disebuah restoran siap saji,kuberanikan diri ini begitu saja, mengucapkan kata kata sakral kepada sang gadis , menikah dengan ku,sambil kutatap mata beningnya yang kadang meliar seakan akan belum percaya atas apa yang kuucapkan, aku hanya menjawab, aku sungguh sungguh,kembali kutatap, sisi sisi alis serta keningnya yang sedikit melebar kearah rambutnya yang tergerai, serta kutatap masih meranumnya bibir merahnya yang tanpa laputan lisptick, yang menyisakan bulu bulu halus disisi kedua belah belahan bibir ranumnya, dan ketika dia tersenyum menampakan deretan gigi putihnya yang berjajar rapi berurutan dengan sedikit kerengangan dibeberapa sisi.
Kembali kami hanya saling menatap, walau akhirnya direbahkan kepalanya didadaku , yang membuat dada ini berdegup kencang, dengan sejuta struman, dan dia kembali tersadar, dan mengangkat kepalanya seakan akan mengkonfirmasi kan apa yang dia dengar barusan ,ajakan menikah memang tulus dari lubuk hati terdalam seorang pria yang pernah kehilangan ?
Kembali seakan menghilangkan semua kebuntuan keadaan, tiba tiba dia berkata, abang, anter aku ke ATM, kebetulan berada tidak berapa jauh dari restoran siap saji yang berada pada sebuah Mall dibilangan jakarta selatan tersebut, sambil berjalan , dia rengkuh tangan ini sambil seakan akan menghela diri yang berjalan dengan sedikit limbung yang terasa, karena menahan kantuk, yang tak tertahankan, kembali saat didalam ATM, saat dia melakukan transaksi, entah setan mana yang datang, tiba tiba saja, kembali kalimat ,menikahlah denganku, muncul begitu saja kembali, tanpa bisa kukendalikan, dia tiba tiba menatap kearahku, dengan mata bening dan sedikit liar, barangkali seakan tidak percaya, kalimat menikah lah denganku sudah terucapkan 2 kali, dan akhirnya dia tersadar karena warning dari mesin ATM, karena waktu yang tersedia untuk bertransaksi sudah habis, sehingga musti diulang kembali perintah perintah baru.
Ruang ATM seakan menjadi saksi, seandainya saja, rekaman yang terekam dapat diminta kepada bank penyelengara ATM, kegiatan kami di ruang ATM tersebut, sepertinya menjadi saksi, kala kutembak dia untuk kedua kalinya,
Setelah menyelesaikan transaksi di ATM, dengan tanpa banyak bicara,kembali kami meninggalkan ruang ATM, dan sambil menggenggam erat tangan ku, kami berjalan bergandengan tangan, saat kutatap langit, terlihat langit begitu cerah dan indah lengkap dengan hiasan bintang bintang yang berkelap kelip serta langit juga dengan hiasan, tergantungnya sang rembulan malam yang bersinar penuh, seakan memancarkan purnama merindu ,seakan menjadi saksi tembakan tembakan seorang pria kehilangan, hanya dalam jarak yang tidak begitu lama dua kali tembakan sudah terlontarkan, sungguh aku tidak habis pikir kenapa begitu mudah meluncur ajakan menikah begitu saja, yang selama ini aku haramkan, karena rasanya sudah kunikmati semua kesendirian ini dengan nyaman, sudah kulalui semua kesenyapan kesenyapan ini dengan mapan, dan sudah kubiasakan diri ini berdansa dengan keheningan, dan sudah  kubalut diri ini dengan semua hal hal ,yang mengarah kepada diam dan hanya diam.sungguh tak terlintas sedikitpun kalimat itu akan terlintas, terucap, menikahlah denganku ?
Karena malam sudah melarut, sang gadis mengajak, abang antarkan aku pulang,tanpa banyak bicara, kami menuju parkiran mobil dan seperti biasa dengan lagak pria yang sangat menghormati wanita kubukakan pintu supaya dia bisa masuk, dan dengan guyonan, aku bilang,sebelum menikah 9 dari 10 pria membukakan pintu untuk pasangannya, ternyata setelah menikah hanya tersisa 2 pria yang membukakan pintu untuk pasangannya tersebut, dia menjawab,kok bisa begitu abang, dengan candaaan dan guyonan aku menjawab, ternyata hanya 2 pria yang masih tersisa memiliki mobil, dan dengan tawa lepasnya dia tertawa, sambil mencubit pinggangku, entah kenapa setan mana yang muncul ,tiba tiba , aku berkata insyaallah aku adalah termasuk 2 pria yang masih membukakan pintu untuk pasangannya itu ,maukah kau menikah denganku ?
Kutembak kekasihku 3 kali malam tadi, entah lah apa dalam laras senjata ini masih tersisa peluru peluru lain, seandainya kesemua tembakan itu,tidak satupun yang mengenai sasaran.
sejujurnya ,postingan ini adalah berdasarkan permintaan dari sang gadis, karena dia ternyata suka membaca kompasiana, dan permintaan ini muncul begitu saja dari mulutnya sewaktu saya antar pulang kerumahnya, dengan enteng dia berkata, bang bikin tulisan ya tentang kita, sambil melambaikan tangan, dan dalam hati saya berkata yes yes,
Salam hangat kompasiana,