Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Pahitnya kehidupan

25 November 2011   05:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:13 143 0
Lelaki paruh baya itu duduk sendirian didepan pintu rumah, tepat dibawah tangga.Tangan sekali bergerak mengambil mengelas yang berisi kopi. Ini menjadi kebiasaan bagi dirinya untuk mengisi paginya dengan keindahan. Beberapa menit kemudian wajahnya mulai berubah menjadi murung dan termenung, tidak tau apa yang dia pikir, entah itu menunggu surat kabar yang belum datang atau sedang memikir kondisi politik. Rawut wajah menyimpan beribu tanda tanya, kadang Sekali-kali tersenyum kecil sambil menghembus asap rokok. Mulutnya selalu bergerak, tetapi tidak tau apa yang di ucapkan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun