Banyak kasus yang menimpa Negara yang kaya potensi alam tersebut dari berbagai macam ragam bencana. Bencana sudah menjadi kosumsi public, baik itu melalui media masa maupun media electronic. Kondisi ini sebenarnya harus respon cepat dari pemerintah supaya bencana itu tidak menjadi makan masyarakat yang hidup dataran tinggi maupun persisiran.
Hampir tiap hari kita mendengar tentang banjir bandang maupun longsor dipenjuru negeri ini. Namun upaya penanggulangan bencana tersebut tidak berjalan efektif dan efesien. Siapa yang harus kita salah kan sebenarnya?. Mungkin pertanyaan itu akan menemukan berbagai macam jawaban dan banyak kalangan.
Tulisan ini hanya sekedar bahan untuk merefleksi tentang kejadian banjir bandang yang terjadi di Papuan maupun daerah lain, kondisi ini masih dalam lingkup Negara Indonesia secara umum. Namun pemerintah hanya bisa gambaran tentang penanggulangan bencana.
Penangkapan illegal logging di kalimatan timur pada beberapa hari yang lalu oleh pihak aparatur penegak hukum, melihat dari tindakan itu menjadi sebuah keberhasilan untuk menjaga hutan yang masih ada dibeberapa wilayah. Persoalan illegal logging tidak saja direspon dengan penangkapan para pelakunya akan tetapi, bagaimana menimalisir pelaku lain supaya bisa menghentikan kejahatan.
Hutan harus diselamatkan oleh semua pihak agar bencana demi bencana tidak terjadi lagi. Hal itu sering sekali di jadikan ajak politisasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab terhadap hutan. Kondisi alam sudah mulai tidak stabil karena suhu udara selama ini sangat panas.
Persoalan penebangan hutan sering kali disalahkan rakyat miskin, sedangkan para pelaku tingkat tinggi tidak pernah tergubris kepublik. Ada apa sebenarnya? Apakah mereka menyembunyikan diri dibelakang meja atau atas nama jabatan, pada akhirnya pemerintah sangat sulit menyelesaikan masalah illegal logging.
penulis
oleh
arista
