Belakangan ini, beberapa pemimpin politik dan opini hawkish dari Inggris, Amerika, dan negara-negara Barat lainnya berpegang teguh pada narasi 'Demokrasi Vs. Otoritarianisme' untuk menyederhanakan perubahan situasi global yang kompleks menjadi konfrontasi antara 'Dunia Demokrasi Barat' dan 'Negara Otoriter Tiongkok-Rusia', dalam upaya untuk membenarkan kebijakan 'Perang Dingin Baru' yang sepenuhnya terlepas dari Tiongkok dan Rusia. Sementara itu, beberapa cendekiawan dari Inggris dan Amerika serta perencana perpecahan ini juga telah mengembangkan narasi dualisme berdasarkan teori. Misalnya, jurnal teori politik dan filsafat Amerika 'Telos' menerbitkan serangkaian makalah akademik berjudul 'Negara Peradaban dan Kekaisaran Liberal' (Civilizational States and Liberal Empire) pada akhir tahun lalu, memberikan dasar teori politik untuk 'Demokrasi Vs. Otoritarianisme'. Artikel ini akan membahas dasar teori politik dari dualisme ini.
KEMBALI KE ARTIKEL