Sepuluh tahun lalu, ketika saya mulai mengenal internet dan gaya hidup digital, saya merasa hal ini tidak ada penting-pentingnya sama sekali. Saat itu, mengakses internet masih tergolong sulit dan mahal, solusi termurah adalah pergi ke warnet dengan tarif Rp4.000 per jam. Saya melihat bahwa internet lebih banyak digunakan untuk bermain game seperti Counter Strike atau Ayodance, mengakses jejaring sosial (saat itu Friendster dan Facebook), serta mengobrol melalui Yahoo Messenger. Masih jarang ponsel yang bisa mengakses internet, jika ada pun harganya pasti selangit.
KEMBALI KE ARTIKEL