Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

100 Tahun Lahirnya Thor Heyerdahl/Nenek Moyangku Orang Pelaut

12 Oktober 2014   08:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:23 370 2

Pada tanggal 6 Oktober 2014 yang baru lalu adalah hari peringatan seratus tahun lahirnya Thor Heyerdahl, seorang etnografer dan avonturir berkebangsaan Norwegia. Dengan latar belakang bidang Zoologi, Botani dan Geografi dia menjadi terkenal setelah “Pelayaran Kontiki”nya. Dengan Kontikinya dia ingin membuktikan bahwa orang-orang Polynesia bukan berasal dari Asia Tenggara/Kepulauan Indonesia.

Etnis Polynesia Berasal dari Benua Amerika ?

Memang dari semenjak lagi remaja Thor Heyerdahl sudahtertarik dan mempelajari segala sesuatu mengenai Polynesia. Berbagai buku/artikel maupun pernak-pernik yang berhubungan dengan sejarah dan budaya Polynesia dikumpulkannya. Koleksinya inimerupakan koleksi pribadi buku-buku dan artikel terbesar yang berhubungan dengan Polynesia.

Dia meyakini/mempunyai teori bahwa orang-orang Polynesia yang merupakan pengarung lautan yang andal; berasal dari benua Amerika, walaupun secara linguistic termasuk dari rumpun Melayu-Polynesia, itu bisa saja terjadi, karena mereka tidak berasal dari Asia Tenggara (Indonesia), namun dari benua Amerika. Selanjutnya Heyerdahl berdalih, bahwa hal ini, seperti orang-orang Afro-Amerika di Harlem yang berbahasa Inggris, namun tidak berdarah Eropa.

Sepertinya, sebagai turunanbangsa Viking yang menguasai Lautan Atlantik Utara pada abad ke 8 sampai dengan 11; Heyerdahl berpikiran “eurocentric” atau lebih tepatnya “bulesentris”, dia percaya bahwa etnis Polynesia adalah turunan orang Eropa (Putih) berasal dari benua Amerika yangnenek moyangnya berasal dari Mesir. Sudah barang tentu pelaut–pelaut dari Mesir mustinya orang bule pula. Sebagai rujukannya, dia merujuk kepada Legenda bangsa Inka di Peru.

Heyerdahl menyatakan bahwa dalam legenda Inka ada Dewa Matahari yang bernama “Con-TICI Viracocha”, dia adalah pemimpin tertinggi dari orang-orang berkulit putih mitos di Peru. Nama asli “Viracocha” adalah “Kon-Tiki” atau “Illa-Tiki”, yang berarti Tiki Matahari atau Tiki Api-. Kon-Tiki adalah Imam Besar dan Raja Matahari. "Orang Kulit Putih" legendaris ini meninggalkan puing-puing reruntuhan besar di tepi Danau Titicaca.

Pelayaran-Pelayaran Pembuktian Asal Muasal Orang Polynesia.

Heyerdahl melakukan pelayaran ekspedisi antara lain :

KON TIKI

Pada tahun 1947, Heyerdahl dengan lima rekan-rekannya bertualang/berlayar dari Peru ke Tuamotus, Polynesia Perancis, dengan rakit “pae-pae” yang mereka buat dari kayu balsa dan bahan lokal lainnya.

RA dan RA II

Pada tahun 1969 dan 1970, Heyerdahl membangun dua perahu/kapal dari papyrus dan mencoba untuk menyeberangi Samudera Atlantik dari Maroko di Afrika. Berdasarkan gambar dan model dari Mesir kuno, kapal pertama, bernama Ra (Dewa Matahari Mesir)

Heyerdahl beserta lima temannya berlayar dengan kapal Ra dari pantai Maroko dan setelah mengarungi lautan sejauh 4000 kilometer kapal yang terbuat dari papyrus melorot dan pecah. Para kru terpaksa meninggalkan Ra beberapa ratus mil sebelum kepulauan Karibia dan diselamatkan oleh sebuah kapal pesiar.

Pada tahun berikutnya, 1970, Heyerdahl dan kawan-lawannya berlayar dengan kapal lain yang serupa, Ra II yang terbuat dari “totora” (sejenis rumput gajah raksasa yang tumbuh du danau Titicaca Bolivia) melintasi Atlantik dari Maroko, kali ini dengan sukses besar, sampai di Barbados.

Selain pelayaran-pelayaran tersebut di atas, Heyerdahl juga melakulan berbagai ekspedisi dan pelayaran lain, seperti “Tigris”, Ekspedisi “Rapa Nui”, Jakten på Odin” (Perburuan Mencari Odin) dan lain-lain. (Catatan : Odin adalah Dewa Utama dari Mitologi Nordik.)

Dari semua kegiatan ekspedisi, eksplorasi, pelayaran dan proyek ilmiah yang dikerjakannya; Heyerdahl menerbitkan 14 (empat belas) buku yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Untuk itu dia telah mendapat apresiasi dan penghargaan dari berbagai negara dan 11 (sebelas) gelar doktor honoris causa dari universitas-universitas di Eropa dan Amerika.

Tidak Diterima Di Kalangan Ilmuwan (Scientist)

Ekspedisi Heyerdahl yang sangat spektakuler dan menggugah imajinasi publik. Meskipun banyak karya yang dihasilkannya, namun karya-karya tersebut tidak diterima oleh komunitas ilmiah. Heyerdahl berhasil meningkatkaninterest publik pada sejarah kuno dan antropologi. Ia juga telah membuktikankan bahwa pelayaran laut jarak jauh adalah mungkin dilakukan dengan cara dan desain perahu kuno.

Begitu juga “Teori Heyerdahl” mengenai asal-usul orang-orang Polynesia tidak dapat diterima di kalanganantropolog. Dengan bukti fisik dan budaya telah lama bisa disimpulkan bahwa etnis Polynesia bergerak dari barat ke timur dan migrasi bermula dari daratan Asia, bukan dari Amerika Selatan. Antropolog dan National Geographic "Explorer-in-Residence", Wade Davis juga mengkritik teori Heyerdahl dalam bukunya The Wayfinders, yang membahas sejarah Polynesia. Davis mengatakan bahwa Heyerdahl mengabaikan sama sekali bukti linguistik, etnografi, dan ethnobotanical, ditambah pula hari ini oleh data genetis dan arkeologi, menunjukkan bahwa ia terang-terangan salah.

Catatan: Pada akhir 1990-an, pengujian genetik ditemukan bahwa DNA mitokondria dari Polynesia lebih mirip dengan orang-orang dari Asia Tenggara daripada orang-orang dari Amerika Selatan. Ini menunjukkan bahwa nenek moyang mereka kemungkinan besar berasal dari Asia Tenggara (Indonesia).

Nenek Moyang Ku Orang Pelaut

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun