sosokmu lembut menyentuh pundakku
memberikan petuah tentang malam
ya, karena
kau ingin menjagaku dari kegelapan
ketika sampailah surya menyambut hariku
tanganmu kembali kau sentuhkan pundakku
ya, itu pembuktianmu
agar aku bangun dari imaji mimpi
yang tak mampu kau gayuhkan
sampailah kala mentari menghujani
langkahmu merantai asa
kau tetap sempat menyentuh pundakku
ya, itu kasihmu
kau biarkan aku terus berteduh
hingga tak membiarkan aku merasakan sengatan
mentari yang kau rasakan
senja selalu pergi saat waktunya tiba
tapi, cahaya bias yang menghiasi kesan senja
selalu setia mengiringi
dari waktunya senja menjelang
hingga tenggelam bersamanya
itu kamu ibu,
kamu adalah senjaku dalam kabut-kabut tebal
ya, itu wujudmu ibu
wujud tanpa makna yang bisa dimaknai
wujud tersirat dengan segala kasihmu