Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Kronologi Aksi FAM Indonesia, Rabu 19 Oktober 2011

22 Oktober 2011   06:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:38 193 0
Rabu, 19 Oktober 2011, FAM Indonesia yang terdiri dari FAM UI, FAM UAI, FAM USAKTI, FAM Banten  dll menggelar Aksi RITUAL JALAN SUCI MELAWAN KEBOHONGAN REZIM SBY. Aksi ini sebagai bentuk kritik terhadap 7 tahun pemerintahan SBY, sekaligus menyambut aksi besar-besaran Mahasiswa dalam Evaluasi Pemerintahan SBY 20 Oktober 2011. Aksi direncanakan damai dan hanya berupa tetrikal yang bertempat di Bundaran Hotel Indonesia kemudian long march menuju Istana Merdeka, dengan massa sekitar 50 orang. Pukul 11.00 WIB massa dari FAM UI telah berkumpul di bundaran Psikologi UI, setelah massa semua berkumpul sekitar pukul 12.00 WIB rombongan massa aksi FAM UI berangkat menuju Tugu Proklamasi menggunakan kendaraan Kopaja. Tugu Proklamasi merupakan titik kumpul aksi. Sesampainya di Tugu Proklamasi, sekitar pukul 14.00 WIB, massa FAM UI bertemu dengan beberapa massa dari FAM UAI. Sebelum melanjutkan perjalanan menuju Bundaran Hotel Indonesa, kami menunggu atribut aksi yang berupa replika kepala kerbau yang masih dalam perjalanan dibawa oleh temen-temen UAI. Setelah semua atribut aksi lengkap, sekitar pukul 15.00 WIb  perjalanan berlanjut menuju Bundaran Hotel Indonesia. Sekitar pukul 15.30 WIB rombongan massa aksi sampai di Bundaran Hotel Indonesia, tepatnya di samping Hotel Mandarin, dan tiba-tiba kendaraan kopaja yang mengangkut massa aksi tersebut dihadang oleh aparat. Massa aksi diminta untuk turun oleh aparat. Pihak keamanan juga berusaha mengambil atribut berupa keranda dan replika kepala kerbau yang kita bawa dengan alasan menghina simbol negara, yaitu bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Padahal keranda yang kita bawa adalah sebagai simbol matinya nurani pemerintahan rezim SBY, sementara replika kepala kerbau sebagai simbol penolak bala, sesuai tradisi lokal masyarakat Indonesia, bukan untuk menghina SBY, atau menyamakan SBY dengan kerbau. Melihat upaya perampasan yang dilakukan aparat tersebut, beberapa massa aksi laki-laki berjaga di pintu kopaja, karena atribut berupa keranda dan replika kepala kerbau masih berada di dalam kopaja. Aparat ketika itu juga menuduh aksi ini tidak menggunakan surat ijin. Tuduhan tersebut sangat tidak berdasar, pasalnya yang namanya aksi unjuk rasa, maupun demonstrasi tidak ada yang namanya memakai surat ijin, yang ada hanyalah surat pemberitahuan. Mengenai surat pemberitahuan aksi pun kami sudah mengirimnya ke Humas Polda Metro Jaya dengan tembusan ke Intelpam Polda Metro, melalui fax, seperti biasanya. Bukti pengiriman fax masih ada jika diperlukan sebagai barang bukti bahwa aksi yang dilakukan FAM Indonesia pada hari Rabu, 19 Oktober 2011 tidak ilegal. Massa yang sudah turun dari kopaja selanjutnya membentuk barisan, dan segera memulai aksi teatrikal meskipun dengan penjagaan aparat yang jumlahnya sangat banyak. Aksi teatrikal yang hendak dimainkan adalah prosesi penggantungan SBY (diperankan oleh salah seorang massa aksi) di depan kepala kerbau yang merupakan simbol penolak bala. Karena diyakini bersama bahwa SBY adalah sumber mala petaka di Indonesia, sehingga SBY harus dihukum gantung. Namun, aksi belum dimulai dan baru mengeluarkan atribut berupa kepala kerbau dari dalam kopaja, massa aksi sudah langsung dikeroyok oleh aparat. Atribut berupa keranda dan replika kepala kerbau dirusak dan disita. Disamping itu pemeran SBY juga digelandang ke Polda Metro. Massa yang tidak memiliki persiapan akhirnya kocar-kacir. Sebagaian massa aksi laki-laki dipukuli dan diseret oleh petugas, sementara itu bendera organisasi juga berusaha dirampas. Kendaraan kopaja yang digunakan oleh massa aksi pun disita surat-suratnya oleh aparat. Setelah bernegosiasi, dan ketegangan mulai reda, aksi kembali dilanjutkan, tentunya dengan pengawalan petugas yang amat ketat. Massa melakukan longmarch mengitari budaran HI dr depan Mandarin Oriental menuju arah Grand Indonesia, setelah dipertigaan massa berhenti dan kembali melakukan aksi teatrikal tolak bala dengan membakar kemenyan, sambil menghamburkan bunga diatas foto SBY. Ketika itu jalan arah GI dari  timur ditutup, sehingga di depan pertigaan itu sepi, oleh sebab itu massa membuat aksi teatrikal disitu.Sekitar pukul 17.00 WIB  Ketika teatrikal prosesi bakar kemenyan berlangsung massa merapatkan barisan membentuk lingkaran sambil bergandengan tangan, tiba-tiba saja dari luar lingkaran aparat kembali mendesak dan mengeroyok massa. Massa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan mencoba bertahan namun akhirnya terpecah, sebagian dipukuli dan diseret. Ketika itu juga tidak ada polwan yang menangani massa aksi putri, sehingga beberapa massa aksi putri juga turut diseret dan dipukul petugas, bahkan ada yang mengalami tindak pelecehan dari aparat. Akibat kericuhan yang kedua ini 30 orang massa aksi yang terdiri dari 28 laki-laki dan 2 orang prempuan dibawa menggunakan mobil tahanan menuju Polda Metro untuk diamankan. Tidak terima atas penahanan sejumlah massa aksi teresebut, beberapa massa aksi perempuan yang masih bertahan di Bundaran HI lalu berteriak meminta agar massa yang ditahan segera dibebaskan, namun petugas kemudian malah menyeret dan sampai menggendong salah seorang massa aksi putri untuk ikut diamankan, akan tetapi segera dihadang oleh massa aksi yang lain. Ketika kericuhan itu berlangsung, salah seorang wartawan juga mengalami tindak kekerasan dari petugas ketika mencoba menghalangi petugas yang hendak memukul massa aksi. Akibat bentrok ini 31 orang massa aksi ditahan di Polda Metro, sementara beberapa massa aksi putri dan beberapa massa aksi putra yang tersisa menggelar aksi diam dan memblokade jalan di Bundarah HI menuntut agar massa yang ditahan segera dibebaskan dan atribut aksi dikembalikan. Pada saat aksi diam ini berlangsung sempat terjadi cek cok antara petugas dengan massa aksi putri yang berakhir dengan tindak perusakan TOA oleh aparat. Setelah bernegosiasi beberapa saat akhirnya massa yang bertahan memutuskan untuk membubarkan diri sekitar pukul 19.00 WIB. -Humas FAM Indonesia-

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun