Pihak pro punya alasan kuat berdasarkan kebebasan berekspresi dan demokrasi. Demi kebebasan dan demokrasi, konser Lady Gaga dan bedah buku Isryad Manji layak di Indonesia. Terlebih lagi sudah begitu banyak masyarakat mengagumi keduanya. Jadi tidak bisa tidak, khususnya konser Lady Gaga tetap harus jalan pada 3 Juni 2012 di Senayan. Pihak Polri wajib menjaga dan melindungi konser dari kemungkinan tindakan pembubaran dari pihak kontra. Dan dalam perkembangannya ada kemungkinan konser bakal diizinkan dengan penjagaan super ketat dari pihak kepolisian.
Alasan kuat juga dikedepankan pihak kontra. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan pada Ketuhanan dan bukan pada kesyetanan yang jelas-jelas bertentangan dengan Pancasila. Jadi konser Lady Gaga dan bedah buku Irsyad Manji tidak layak dipertunjukkan di negara berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Karenanya pihak Polri jangan memberi izin pertunjukkan atas konser Lady Gaga yang seringkali menyebutkan dirinya pengikut dan pengagum syetan melalui perilakunya dan lagu-lagunya. Juga patut diapresiasi tindakan polisi yang membubarkan bedah buku Irsyad Manji baik di Yogyakarta maupun di Jakarta.
Sebagaimana biasanya umat Islam yang mayoritas di NKRI terbelah dua setiap kali dihadapkan pada pro dan kontra begitu. Pasalnya, pihak pro terdiri dari penyelenggara atau promotor dan sebagian besar penonton adalah juga mengaku beragama Islam sesuai KTP-nya masing-masing. Sebaliknya, pihak kontra juga mengaku beragama Islam.
Disadari atau tidak, kini di luar konser Lady Gaga tengah berseteru antara Islam lawan Islam yang jauh lebih dahsyat ketimbang konser itu sendiri. Terlebih lagi muncul pihak-pihak yang memang sudah sejak lama menginginkan umat Islam dalam keadaan terpecah belah biar tetap dalam keadaan lemah dan selemah-lemahnya iman. Hanya dengan cara begini pihak-pihak yang membenci Islam bisa menguasai dan mendominasi umat Islam berikut kekayaan alam di negeri ini.
Di samping itu muncul pihak yang tidak mau peduli apalagi ikut-ikutan pada pihak pro maupun kontra soal konser Lady Gaga dan bedah buku Irsyad Manji. Mereka menempatkan dirinya sebagai Pengamat Umat Islam yang bisa menilai pihak pro maupun kontra. Berusaha mencari aman agar tidak dimasukkan ke dalam pihak pro maupun kontra. Menganggap dirinya pihak yang terbaik di antara pihak pro dan kontra. Terbukti dirinya tidak pernah bisa dipengaruhi untuk memihak pihak manapun juga. Mereka lebih suka memihak dirinya sendiri. Menganggap dirinya pihak yang benar sedangkan pro dan kontra pihak yang salah.
Menurut pengurus ICMI Sumsel, Drs. H. Umar Said, jika umat Islam menggunakan petunjuk Alquran ketika dihadapkan pada pro dan kontra konser Lady Gaga, niscaya didapatkan solusi terbaik. Menutup kemungkinan umat Islam terbelah dua. Sebaliknya umat Islam akan bersatu padu menghadapi setiap persoalan hidup apapun.
Betapa tidak, lanjut Umar Said, pro kontra Lady Gaga dan bedah buku Irsyad Manji mengingatkan pada peperangan antara kebenaran di satu pihak dengan kebatilan di pihak lain. Juga perselisihan antara ketaatan kepada ALLAH di satu pihak dengan ketaatan kepada syetan di pihak lain. Satu pihak berusaha keras membangun rumah-rumah ibadah kepada ALLAH sedangkan pihak lain juga berusaha keras membangun rumah-rumah maksiat kepada Allah.
“Sepanjang manusia masih hidup, tumbuh dan berkembang di dunia sepanjang itu pula peperangan dan perselisihan itu tetap berlangsung. Tak jarang disertai dengan konflik, perusakan dan pembunuhan serta penumpasan pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah sebagaimana dialami kaum muslimin di Spanyol dahulu,” lanjutnya lagi.
Kejadian itu bermula dari penolakan iblis bersujud kepada manusia pertama, Adam. Penolakan didasarkan pada kesombongan iblis yang merasa lebih mulia ketimbang Adam. Sebab Allah membuat iblis dari api sedangkan Allah membuat Adam dari tanah. Jadi menurut iblis, api lebih mulia dari tanah.
Sejak itu iblis didukung bala tentaranya terdiri dari syetan berbentuk jin dan manusia berusaha menyesatkan Adam dan keturunannya. Malahan Adam pernah terpedaya dengan memakan buah khuldi yang sebelumnya dilarang Allah. Namun Adam segera insyaf dan bertaubat lalu Allah mengampuninya dan menerima taubatnya serta memuliakkannya sebagai khalifah Allah di muka bumi. Adam pun tak pernah lagi terkecoh dan terpedaya syetan sepanjang hidupnya dan matinya di bumi. Hanya sekali itu saja Adam terkecoh dan terpedaya syetan sebagai pengalaman berharga yang tidak pernah dilupakan sepanjang hayatnya tersebut.
Allah menuliskan kembali kisah itu dalam surat Yasin di antaranya sebagai berikut: Ayat 60. Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu”; Ayat 61. dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus; 62. Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar diantaramu, Maka apakah kamu tidak memikirkan ?
Tidak begitu dengan keturunan Adam dahulu, kini dan mendatang yang bertebaran di muka bumi dengan jumlah lebih dari 7 miliar. Sebagian besar keturunan Adam berhasil disesatkan iblis dan syetan lalu melakukan penyesatan dan kerusakan di muka bumi atas nama kebebasan, demokrasi dan HAM. Mereka mendakwahkan perilaku, lagu dan pemahaman yang menjauhkan manusia dari mentaati Allah dan Rosul-Nya sebaliknya mendekatkan manusia pada kemaksiatan dan kecabulan. Pada akhirnya iblis dan syetan menjerumuskan manusia ke dalam lembah kesyirikan sebagai dosa yang tidak diampunkan Allah Maha Pengampun.
Umar Said menjelaskan bagaimana iblis dan syetan menyesatkan manusia. Dia mengutip surat Al Hijr ayat 39-40 sebagai berikut: 39. Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang indah (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya; 40. kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka.”
Iblis dan syetan, ungkap Umar Said, menutupi mata manusia dengan keindahan ketika dihadapkan pada kemaksiatan. “Kemaksiatan yang terkandung dalam konser Lady Gaga ditutupi syetan sebagai keindahan seni. Jadi tidak selayaknya manusia menolak keindahan seni dari manapun datangnya,” jelasnya.
Berdasarkan petunjuk Alquran, umat Islam tetap memandang konser Lady Gaga dan bedah buku Isryad Manji sebagai kemaksiatan dan bukan keindahan seni atau kebebasan berekspresi atau demokrasi. Bahkan konser Lady Gaga tetaplah sebuah kemaksiatan meskipun ditutupi sebagai kebebasan berekspresi dan demokrasi. Kemaksiatan tetaplah kemaksiatan meskipun dibungkus keindahan seni, kebebasan dan demokrasi serta bungkus-bungkus lainnya yang begitu indah.
Itu sebabnya Alquran mengarahkan umat Islam untuk tidak bersikap netral layaknya sikap Pengamat Umat Islam apalagi besikap pro terhadap konser Lady Gaga dan Irsyad Manji. Bersikap netral sama saja dengan membiarkan kemaksiatan semakin menyebar ke mana-mana dan akhirnya mengorbankan umat Islam itu sendiri. Sedang bersikap pro jauh lebih berbahaya lagi karena turut serta menyebarkan kemaksiatan agar semakin banyak manusia yang bermakiat kepada Allah. Mereka masuk barisan iblis dan syetan yang diancam Allah dengan neraka jahanam.
Alquran mengarahkan dan menuntut umat Islam bersikap kontra dan menolak habis konser Lady Gaga dan bedah buku Isryad Manji. Karenanya sikap yang benar menghadapi pro kontra adalah bersatu dengan pihak kontra. Dibuktikan dengan hati yang tidak suka kemaksiatan dan doa penolakan, juga suara penolakan dan kalau memiliki kekuatan gunakan untuk melakukan pembubaran terhadap konser Lady Gaga dan bedah buku Irsyad Manji. Kalau ini yang diperbuat umat Islam niscaya Allah menurunkan rahmat-Nya sehingga negeri ini dan umat Islam dibebaskan dari bencana apapun. Cahaya Islam semakin bersinar cemerlang dan manusia mendapatkan manfaat sebesar-besarnya berupa kebebasan dari neraka jahanam.*****