Aku baru saja keluar dari taksi, saat seorang porter – kuli angkut - menghampiriku. Dia berkeringat dan nafasnya agak menderu. Mungkin tadi berlari mengejar taksiku. Bawaanku tak banyak. Sebuah koper kecil dan satu plastik besar oleh-oleh yang tidak berat. Aku tidak memerlukan jasa porter untuk membawa barangku itu. Aku menggeleng untuk menolaknya. Kekecewaan terlihat dimata porter nomer 39 itu.
KEMBALI KE ARTIKEL