Tiap pagi, Pak kasinem yang di dampingi istri setia nya darmin lincah melayani pelanggan bermotor yang malas mampir ke SPBU. Lapaknya terletak di ujung pertigaan deket sawah dan perkebunan, tapi ramai dilewati pekerja dari dan ke kawasan industry, Pak kasinem pastinya sudah melakukan feasibility study dulu sebelum menancapkan bambu penyangga plang “pertamini” jual bensin 100% murni. Buka sepagi mungkin dan tutup jam 4 sore, 100 botol bisa di habiskan dalam waktu sehari. Meskipun harganya Rp 500 lebih mahal dari harga normal dan isi botol juga tidak sampai 1 liter , selalu saja ada motor dan sesekali roda empat yang mampir, termasuk saya yang bisa di bilang sering mampir. Keramahan kepada pembeli tidak kalah dengan pegawai SPBU bertopi merah, dengan alasan itu orang yang mampir ke lapaknya tidak hanya untuk beli premium, tapi untuk berteduh dan sekedar ngobrol seadanya dengan pak kasinem.