Semalam aku berbincang dengan hujan
Tentang kerlingan musim semi yang diterbangkan
Angin memelukku dalam diam
Bahasa yang kupadupadankan dengan anggukan
Hanya didengar tanpa ada sahutan
Kupanggilpanggil hujan, berharap langkahnya bisa kuhentikan dengan satu kecupan
Alihalih pelukan, kerlingan hujan tak meretas barang senampan
Hujan bilang cukuplah nadanada gerimis menyampir telinga
Toh tak mungkin pula bisa menyapa
Jika pohon saja tak dapat bicara
Dan rumput bersendawa tanpa dirinya
Lalu hujan untuk apa?
Terlalu lebar sungai telah dibuatnya
Tak mungkin –tak-untuk– diseberangi
Lalu hujan untuk apa?
Aku terisak di antara hujan
Memohonmohon untuk kesabaran tak bertuan
Memaki diri sendiri yang tetap bertahan
Bukankah segalanya bisa diperjuangkan?