Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Artikel Utama

Suka Duka Tiga Tahun Berkompasiana

23 Desember 2011   04:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:52 681 14
[caption id="attachment_151268" align="aligncenter" width="386" caption="Jadi model dadakan untuk iklan Kompasiana di Kompas"][/caption]

Hari ini tepat tiga tahun sejak saya memberanikan diri untuk mendaftar sebagai bagian dari komunitas unik dimana anggotanya tersebar di seluruh penjuru dunia tapi diikat dengan semangat berbagi dan terhubung. Selama ngampus di Kompasiana ini, saya hanya memproduksi 79 tulisan sehingga rata-rata setiap bulan hanya 2 tulisan yang saya buat. Pemalas ya! *biarin wueeek paling gak sudah diatas target 1 tulisan 1 bulan.

Namun demikian saya tetap bersyukur karena menulis buat saya sama dengan berbicara dan saya paling takut berbicara terlalu banyak karena pertanggungjawabannya itu tidak di dunia maya saja tapi di dunia nyata dan akhirat lho. Apalagi selain karna menulis, yang lebih banyak opini sendiri daripada reportase, saya hampir setiap hari berkomentar rata-rata di 5 tulisan setiap hari. Banyak banget kan ngomongnya? *ngeles teruuuus

Sewaktu baru bergabung di akhir tahun 2008, saya seperti rusa masuk kampung di sini. Lari sana, lari sini, terpesona dan kadang takut melihat apa saja yang tidak ditemukan di hutan. Semua serba terlihat baru, memukau dan juga menggairahkan.

Konyolnya setiap kali meninggalkan komentar di tulisan dari penulis-penulis yang saya kagumi, saya suka deg-degan sendiri. Aduh komentar saya norak gak ya? Kelihatan begok gak ya? Dan masih banyak pikiran-pikiran gak penting lainnya yang muncul. Mengapa saya katakan tidak penting? Ya, tentu saja tidak penting karena komentar yang saya pikirkan itu sudah terkirim. Seharusnya saya berpikir tentang reaksi dari komentar saya itu sebelum mengirim komentar bukan sesudahnya tapi namanya juga newbie dan sama sekali tidak pernah gaul dengan penulis-penulis handal sebelumnya jadi ya begitu lah…. Ndeso!

Kompasianer paling hangat dan percaya saya bisa menulis di blog publik ini pertama kali adalah mas Dwiki Setiyawan. Saya juga diperkenalkan buku trilogi "Ronggeng Dukuh Paruk" yang legendaris itu olehnya. Orangnya kalem, senang memotivasi dan selalu melihat hal-hal positif kalau memberi komentar. Hampir tidak pernah saya lihat tulisan atau komentarnya yang negatif. Hingga kini saya masih berhutang sesuatu pada mas Dwiki tapi mungkin masih lama saya baru bisa memenuhinya…. Maaf ya mas! :)

Mas Dwiki juga yang menyambut saya dengan ramah ketika saya membuat akun baru Facebook khusus untuk teman-teman di oasis ini. Atas bantuan mas Valen baru-baru ini, saya menemukan lagi pesannya di wall saya, berikut pesannya :

“Selamat Datang di Facebook, Mbakyu Lintang….” August 3, 2009 at 2:46pm by Dwiki S

Ramah banget kan?

Untuk membedakan dengan akun yang diperuntukkan khusus untuk keluarga dekat, akun itu saya beri nama Lintang Kompasiana. Kebetulan akun itu saya buka bertepatan dengan pertama kali saya memuat tulisan di sini yaitu pada tanggal 3 Agustus 2009 namun sebenarnya tulisan saya yang pertama kali muncul di sini adalah komentar saya yang digelar menjadi tulisan oleh admin Kompasiana dan diberi judul "Jadikan Kompasiana Tempat Olah Otak dan Hati" pada tanggal 10 Juni 2009.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun