Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Melodi Sepanjang Usia

14 Maret 2011   01:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:49 201 0

Aku akan berhenti, ketika aku berhenti bernafas” kata Danny sambil tersenyum santai malam itu.

Danny Eriawan Wibowo, sering terlihat menggunakan paduan jeans dan T-shirt setiap harinya. Saat itu, sambil duduk santai Ia berbagi pengalamannya bermusik yang bertahan dan terus berkembang hingga saat ini.

Danny sudah mencintai musik sejak lahir ke dunia ini. Bisa dibilang musik sudah menjadi salah satu bagian dari jiwa dan raganya. Ia mulai memainkan alat musik sejak kelas enam SD. Instrumen pertama yang Ia coba pelajari dan mainkan saat itu adalah gitar akustik. Proses belajar itu terus berlanjut, hingga akhirnya sesudah lulus SMA, Ia bertekad untuk mulai serius belajar musik.

Sekitar tahun 94, Danny mulai menikmati suasana baru di Yogyakarta dengan menjadi salah satu mahasiswa di AKPRIND. Menjatuhkan pilihan studi di teknik mesin, tidak menjatuhkan tekadnya untuk terus belajar dan bermain musik. Ia tetap berkumpul bersama teman-teman yang memiliki ketertarikan yang sama yaitu di bidang musik. Karena dengan begitu Ia bisa saling berbagi pengetahuan seputar dunia musik, sekalipun beda universitas.

Saat itu, Ia diajak oleh kakak kelas semasa SMA untuk membantu bermain dalam satu band. Ajakan tersebut secara langsung mengharuskan Ia belajar musik lebih serius lagi dari sebelumnya. Keingintahuannya yang tidak pernah berhenti, yang mendorong Danny untuk selalu mencari tahu lewat proses belajar. Selain berbagi ilmu dengan teman SMA, untuk menjawab rasa ingin tahunya tersebut Danny bertemu dengan senior dan rekan-rekan lain yang lebih tau mengetahui tentang musik.Saat itu sekitar tahun 1996-1998, Ia datang ke Jogja Cafe tempat di mana para senior reguler. Di sana Ia memuaskan diri sendiri untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul di pikirannya. Selain itu Ia bisa melatih kemampuannya dengan jammin’ bersama para senior.

Sampai sekitar tahun 2008, Danny bersama teman-teman musisi yang saat ini sebagian besar sudah berada di Jakarta, mempunyai keinginan yang sama yaitu mencari tempat yang bisa digunakan untuk jamm session. Dengan bantuan salah satu seniman di Yogyakarta, Djaduk Ferianto, akhirnya mereka menemukan d’Click sebagai tempat jammin’ bersama saat itu.

Kenapa, Mengapa, dan Bagaimana

Hari demi hari musik yang Ia mainkan terus berkembang, semakin banyak pertanyaan di pikirannya pun ikut berkembang. “Selalu ada pertanyaan kenapa, mengapa dan bagaimana di pikiranku” katanya saat itu. Tentu saja melalui proses yang sangat panjang untuk Danny bisa sampai ke tahap ini. Ia mengaku tidak pernah berhenti untuk puas terhadap pertanyaan-pertanyaan itu. Sampai detik ini pun, Ia masih merasa ada hal-hal yang belum Ia ketahui. Selalu ada pertanyaan lagi dan lagi yang keluar di dalam pikirannya.

Saat ini Ia merupakan pemain bass di grup musik tradisional Kuaetnika, selain itu Danny juga menjadi session player di berbagai kesempatan. Sebutan sebagai pemain bass yang memainkan aliran jazz ditepiskan saat itu. “Aku musisi, pemain bass, dan bukan pemain jazz saja. Aku masih memainkan banyak aliran” ujar Danny saat itu. Ia mengibaratkan aliran jazz sebagai salah satu “kendaraan” yang bisa menjawab mayoritas pertanyaannya selama ini. Ia tidak pernah menutup diri untuk berbagai aliran yang ada.

Menurutnya, dengan berpikiran terbuka adalah salah satu cara agar bisa menghasilkan berbagai macam karya hingga saat ini. Bukan hanya mendengarkan berbagai macam aliran musik atau pertunjukan musik saja, tetapi juga melihat bentuk kesenian lain yang bisa memberi inspirasi. Salah satunya seperti sendratari. Tarian pun bisa memberikan inspirasi kepada Danny. Hal tersebut sudah dibuktikan Danny pada saat Ngayogjazz 2011 kemarin, Danny’s Bass Project berhasil memukau penonton dengan berkolaborasi bersama tarian saat itu.

Selain berpikiran terbuka, masih ada hal lain yang diperhatikan oleh lelaki yang memiliki satu anak perempuan ini. “Apapun yang aku rasakan dan aku punyai, aku coba jujur sampaikan ketika main musik, bukan meniru orang” kata Danny. Kejujuran dalam bermain musik merupakan hal penting lainnya yang Ia perhatikan. “Apapun yang terjadi di dalam kehidupanku sehari-hari, itu akan coba aku ungkapkasaat aku bermain musik” salah satu kejujuran menurutnya. Bagi Danny, merupakan moment yang luar biasa ketika Ia berhasil memainkan serangkaian melodi dan dapat dimengerti oleh pendengar saat itu juga.

Danny sering bermain bersama Komunitas Jazz Jogja di berbagai kesempatan. Salah satunya di acara Jazz Mben Senen, acara jammin’ yang diadakan tiap Senin malam. Tampak enggan ketika Ia harus menyebut teman-teman yang belajar kepadanya sebagai murid, Ia lebih suka ketika menyebut mereka sebagai teman sharing.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun