Burn out. Itulah yang kurasakan. Jiwa dan batin yang terlalu penuh dengan ekspektasi dan seakan tak pernah cukup akhirnya mencapai titik didihnya. Kesakitan itu tidak lagi hanya ada di dada, tapi telah berubah menjadi kesakitan fisik. Seluruh tubuhku sakit. Aku merasa flu, sesak, mual, semua tulang dan sendi terasa sakit, sakit kepala menusuk-nusuk. Berbagai obat diminum, dari obat ringan sampai antibiotik, tapi tak satupun berfungsi. Mata tidak bisa terlelap, bangun tidur tidak terasa menyegarkan, tetapi semakin lelah. Tak sanggup untuk bangun dan beraktivitas. Sedikit hal kecil yang tidak berjalan sebagaimana mestinya membuatku marah tak terkendali dan menangis seperti orang gila. Pikiran terus mengintimidasi, "Kenapa smua yang aku lakukan tidak pernah cukup?" "Aku telah salah mengambil jalan hidup", "Aku tak akan pernah bahagia", "Semuanya sia-sia". Tak seorangpun mengerti atau sekedar ada disana bersamaku.
KEMBALI KE ARTIKEL