Senyampang dengan keadan tersebut maka perlu adanya diskursus yang bertujuan membentuk intelektual pemuda dalam dimensi kebangsaan yang menolak segala bentuk penjajahan negara terhadap manusia maupun bentuk penjajahan manusia terhadap manusia, serta memiliki kepekaan dalam tanggung jawab sosialnya terhadap permasalahan kebangsaan di era pertarungan ideologi tersebut.
Membatasi keadaan tersebut, Pemuda sebagai salah satu batu karang ideologis yang bertugas menjaga serta mempertahankan nilai-nilai dasar perjuangan dalam mewujudkan Trisakti kemerdekaan, maka mengangkat diskursus tersebutsebagai mata air yang memperciki relung-relung logika intelektualitas dan membasahi hati-hati yang kering kepada kader-kader progresif revolusioner untuk terus peduli terhadap persoalan bangsa hari-hari ini, sehingga mampu untuk mencapai tujuan membangun keberadaban indonesia dalam bingkai sosialisme yang dirahmati oleh tuhan Yang Maha esa sebagai cita-cita mulia gerakan mahasiswa Pemuda Indonesia.
Seyogyanya rahib-rabib maupun sufi pergerakan seharusnya tetap belajar dalam membangun kemampuan penentanganya terhadap kebijakan kenegaraan yang tidak berpihak terhadap kepentingan rakyat. Tuhan YME pastinya memberikan kesempatan terhadap umatnya untuk belajar serta mengambil hikmah atas aturan-aturan tuhan yang diberikan
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmatnya kepada pendharma negara yang kita cintai, dan tidak membiarkan ibu pertiwi yang indah nan elok secara perlahan berpindah tangan kepada bangsa-bangsa asing yang ingin merusak cakrawala nusantara gemah ripah loh jinawi dengan eksploitasi–eksploitasi sumber daya yang merugikan negara. Dan kepada Nabi Muhammad SAW semoga memberikan pencerahan hati dan terus menuntun rangkakan manusia untuk terus bejuang dalam mahligai khazanah keilmuan kepada kita pendharma sosial. MERDEKA!!!