Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Harmoni Cahaya di Pelupuk Waktu

8 Juni 2023   18:40 Diperbarui: 8 Juni 2023   18:44 111 2
Di landa kepedihan, diangkasa pilu
Melayanglah suara lara dalam bahasa maju
Rerumputan rindu bertabur kenangan
Membakar jiwa, menghunjamkan duri-duri sang pengangan

Di samudera duka, ombak berdebar
Hujan pilu menari di atas rerumputan hati yang gersang
Air mata mengalir, mengurai kisah yang pilu
Seperti burung terbang, mencari pelita di langit kelam yang biru

Telinga semilir kesedihan, bisikan yang membelai
Menari dengan gairah, menjadi pena dalam kisah pilu yang terukir
Namun mengapa, oh, mengapa?
Di ujung hujan, hanya terdengar getir dan tangis yang membara

Luka-luka itu menjerit dalam kebisuan
Seperti kuburan yang sunyi, meratap dalam derita
Matahari terbenam, hilang di balik awan kelam
Mengubur kebahagiaan, meninggalkan duka yang tak terhibur

Dalam bahasa perasaan, duka menyanyi
Mendamba kebahagiaan yang kini terasa jauh
Namun, biarlah puisi ini melodi pilu
Simfoni yang menghanyutkan, memeluk sunyi dalam bahasa yang tak terucapkan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun