Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Musuh Bersama itu Bernama KPK

28 Oktober 2009   07:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:30 1361 0
Tidak biasanya, saya nonton acara dialog di TV. Tapi khusus kemarin malam (27/10), saya sempatkan nonton dialog wakil rakyat disalah satu stasiun TV. Tema yang kini lagi hangat, 'skenario kriminalisasi KPK'. Hadir di acara tersebut, para wakil rakyat dari F-PKS, F-PD, F-PG dan F-PDIP. Hadir juga kuasa hukum dari KPK.

Saat ditanya pendapat wakil rakyat tentang tema tersebut, jawabannya cukup panjang.  Namun ada benang merahnya semua, mereka umumnya menyampaikan, masalah itu karena hubungan antar lembaga pemerintah yang tidak harmonis. Keberadaan KPK dianggap terlalu super body. Kewenangan dan fasilitas yang diterima begitu besar. Mereka mencontohkan kewenangan penyadapan yang tidak dimiliki lembaga lain. Selain itu, gaji para pimpinan KPK yang bila dibandingkan dengan pimpinan kepolisian dan kejaksaan seperti langit dan bumi.

Mereka mengganggap KPK terlalu sombong dalam menjalankan tugas.  KPK tidak pandang bulu, siapa saja disikat, bahkan para wakil rakyat yang terhormat, tidak lepas dari pantauan KPK. KPK seakan tidak menjunjung adat 'ketimuran'

Kini KPK sedang di'serbu', kepolisian dan kejaksaan seakan kompak menguliti pimpinan KPK. Setali tiga uang, ternyata para wakil rakyatpun menginginkan hal serupa. Mereka seakan tidak rela dengan sepak terjang KPK selama ini. Apa yang dilakukan KPK selama ini bagi mereka sebagai ancaman.

Mereka mungkin lupa bahwa korupsi dinegara ini seperti gurita, kejahatan yang terstruktur --meminjam istilah Cak Nun--. Mereka seakan tidak setuju bahwa korupsi adalah extra ordinary crime yang tidak hanya merugikan negara, tp seluruh rakyat. Korupsi tidak dimonopoli pejabat tinggi negara, namun mulai tingkat RT/RW saja sudah ada --saat kita mengurus dokumen, KTP, KK, ijin, dll--. Mereka seakan bersalah terhadap sejarah terbentuknya KPK. Padahal sudah jamak diketahui, untuk menyapu lantai kotor, diperlukan sapu yang bersih.

Padahal dari hasil survei Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yang dikeluarkan Transparency International (TI) Indonesia cukup menggembirakan. Indonesia yang selama ini dianggap korup, mampu memperbaiki posisinya. Hasil tersebut tidak lepas dari kinerja KPK selain perbaikan pelayanan publik di pemerintah.

Tapi kini, kinerja KPK yang selama ini patut dipuji, sedang mengalami goncangan. KPK menghadapi ujian berat, apakah profesionalisme KPK berhenti ataukah akan berlanjut.

Namun yang jelas, minimal bagi saya, kini mereka --kepolisian, kejaksaan, wakil rakyat, atau mungkin yang selama ini jadi korban kehebatan KPK-- punya musuh bersama. Dan musuh bersama itu bernama KPK...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun