Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Stupid Backpacking : Goin' Where The Wind Blows #2

24 September 2010   04:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:00 268 0
Cerita Sebelumnya.. Klik DISINI

Diatas angkot, saya benar-benar tidak tahu kemana angkot akan membawa saya. Berhubung ongkos naik angkot jauh dekat sama saja, 3000 perak (tertulis di angkot), saya putuskan akan berhenti di tempat yang kira-kira menarik untuk dikunjungi. Terus....teruss....angkot berjalan terus... Ada yang menarik, saya perhatikan setiap penumpang yang turun dan membayar pasti diselingi ucapan terima kasih dari penumpang. Terus...terussss....masih belum turun juga. Sampai saya lihat menara masjid yang tinggi menjulang. Wahh.. "Cari masjid dulu dech, hampir waktu shalat Maghrib", pikirku. Terus...terussss...angkot terus berjalan, sambil saya lihat kanan kiri keberadaan masjid itu. Kemudian saya lihat gerbang "Kawasan Wisata Religi Ampel" (seingat saya tulisannya gitu). "Wahh...berarti menara tadi jangan-jangan Masjid Sunan Ampel", pikirku lagi. Teruss...teruss...angkot masih berjalan, dan saya belum memutuskan berhenti. Dijalanan banyak lelaki yang bersarung ria dan perempuan yang membawa mukenah berjalan ramai-ramai menuju masjid. Sampai saya melihat keberadaan masjid yang saya kira adalah Masjid Sunan Ampel akhirnya saya putuskan berhenti. "Kiri bang!!", kataku sambil menyerahkan uang 3000.

Saya-pun berjalan menuju masjid itu. Iseng-iseng bertanya ke lelaki bersarung yang juga sedang menuju ke masjid itu,
"Mas, ini Masjid Sunan Ampel ya ?", tanyaku sambil berjalan mengiringinya.
"Bukan mas. Masjid Sunan Ampel tuh disana", katanya sambil menunjuk ke arah jalan yang tadi di lewati angkot.
"Owh..kirain ini mas", balasku.
"Bukan", katanya sambil berlalu.
Sampai di masjid, saya letakkan tas saya. Handphone dan mp3 saya masukan ke dalam tas. Kancing kemeja saya kancingkan. Celana jeans saya gulung ke lutut. Buang air kecil terus saya ambil wudhu. Kemudian saya ambil tas saya dan masuk ke masjid. Ternyata orang sini ramah-ramah.
"Tasnya taruh di depan mas", kata salah satu dari mereka pelan sambil tersenyum.
"Iya pak", balasku sambil tersenyum.
Iqamah dikumandangkan. Orang-orang berdiri dan bersiap menunaikan shalat Maghrib. Setelah selesai shalat, saya melanjutkan perjalanan saya.

Jalan kaki menyusuri pinggiran jalan sambil menikmati suasana malam.

Kemanapun angin berhembus
Menuntun langkahku
Memahat takdir hidupku disini
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun