Ketahanan pangan menjadi isu krusial dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, keterbatasan lahan, dan meningkatnya populasi. Diversifikasi pangan adalah salah satu langkah strategis dalam memastikan ketahanan pangan. Di Indonesia, konsumsi beras per kapita cukup tinggi, namun produksi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut, yang menyebabkan ketergantungan tinggi pada beras impor.
Untuk mengatasi masalah ini, Tim Peneliti dari LPPM Universitas Negeri Malang mengembangkan BERANBI, beras analog berbahan dasar ubi jalar. Ubi jalar dipilih karena kandungan seratnya yang tinggi dan indeks glikemiknya yang rendah, menjadikannya alternatif yang sehat bagi mereka yang membutuhkan kontrol gula darah, seperti penderita diabetes. Setiap sajian BERANBI mengandung 155,75 Kkal energi, 7,45 g protein, dan 11,15 g serat pangan, memberikan nilai gizi yang seimbang.
Produk ini tidak hanya menawarkan manfaat kesehatan, tetapi juga mendukung diversifikasi pangan nasional. Diversifikasi pangan penting dalam mengurangi ketergantungan terhadap beras putih, yang selama ini menjadi makanan pokok utama di Indonesia.
Pengembangan BERANBI sejalan dengan upaya global dalam mencapai SDG 2, yang bertujuan untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, dan meningkatkan nutrisi. Dengan produk seperti BERANBI, diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan ini, serta memberikan solusi inovatif untuk tantangan ketahanan pangan di Indonesia.