"Sejarah ditulis oleh para pemenang," begitu ucapan salah seorang tokoh utama dalam film dokumenter
Jagal karya Joshua Oppenheimer. Sebuah pernyataan yang menarik karena menunjukkan kalau sejarah itu bukanlah ilmu pasti. Penulisan sejarah lekat dengan subjektivitas si penulis. Di samping itu, kata kerja "ditulis" mendekatkan sejarah dengan karya sastra yang bersifat fiktif. Sebagai tulisan tentang masa lalu, sejarah memerlukan wadag, badan, agar ia bisa hadir kembali bagiku saat ini. Badan itu adalah tubuh naratif. Maka, baik novel yang bersifat fiktif maupun tulisan sejarah yang mengolah fakta, akan dapat dipahami kalau disusun sebagai sebuah kisah yang disatukan oleh waktu naratif: awal kisah, puncak kisah dan akhir kisah. Tanpa waktu naratif, baik sejarah maupun novel tak dapat dipahami.
KEMBALI KE ARTIKEL