Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Cegah Preman dengan Komunitas Tandingan

27 Februari 2012   01:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:58 222 1

Belakangan ini, seruan anti premanisme sedang laku dijual. Isi seruan itu sendiri memang sangat penting karena menyangkut rasa aman masyarakat. Maka sangatlah wajar jika di sela-sela hiruk pikuk kecaman terhadap premanisme yang dilontarkan berbagai pihak, menyelinap harapan supaya seruan ini tidak sebatas acara ‘berbalas pantun’ antara para pendemo dan pejabat. Para pendemo yang menyerukan ‘Indonesia damai’ ditanggapi oleh pemerintah dengan ‘menegur’ secara proporsional beberapa ormas yang dinilai sudah bertindak melampaui hukum yang berlaku. Tidak hanya ‘menegur’ lewat tindakan, pihak yang berwenang pun melontarkan beragam pernyataan semacam ‘saya tidak takut berantas preman’.

Jika dicermati, pernyataan yang disambut dengan antusias oleh sebagian kalangan ini sebenarnya menyimpan beberapa permasalahan seperti: yang diberantas itu ‘preman’nya atau ‘perilaku premanisme’nya? Kalau premannya yang benar-benar mau diberantas, apakah cukup dengan menembaki dan menangkapi semua orang yang dicap preman? Tetapi, siapakah sebenarnya yang kerap dicap preman itu: mereka yang malas bekerja keras dan mengambil jalan pintas lewat kekerasan untuk mendapatkan nafkah atau sesungguhnya sebagian besar dari mereka itu memilih jadi preman lebih karena desakan situasi sosial ekonomi seperti kurangnya pendidikan dan kesempatan kerja?

Komunitas Homeboy Industries

Seorang rohaniwan dari negeri seberang samudera menawarkan suatu jalan. Romo Greg Boyle, seorang rohaniwan yang berkarya di Los Angeles, adalah pendiri sekaligus ayah dari komunitas Homeboy Industries yang mendidik dan menyediakan lapangan kerja bagi para anggota geng/preman yang ingin mengubah hidupnya. Kehadiran 33.000 kelompok geng dengan 1,4 juta anggotanya yang tersebar di seluruh Amerika Serikat (khususnya di kota-kota besar) bukannya tidak membawa masalah sosial bagi masyarakat setempat. Tingginya angka kematian akibat senjata api dan peredaran obat-obatan hanyalah beberapa akibat buruk dari kenyataan sosial ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun