Hmm.., banyak pertanyaan yang muncul ketika saya mencoba untuk mengerti istilah cinta segitiga dan mengukurnya pada kenyataan sehari-hari.
Kemudian saking penasarannya, saya mulai cari referensi dari beberapa literatur yang ada di jurnal-jurnal ilmiah. Hingga akhirnya saya menemukan teori ini. Ya Teori Segitiga Cinta.
Tetapi bagaimana hubungan Cinta Segitiga dan Segitiga Cinta?
Menurut teori tentang cinta yang dikenal dengan Teori Segitiga Cinta (The Triangular Theory of Love) yang cetus oleh Robert J.Sternberg (1986), tersebut menjelaskan bahwa terdapat tiga aspek yang tercakup didalam cinta, yaitu keintiman (intimacy), gairah (passion), dan komitmen (commitment).
Cinta adalah sebuah kisah yang ditulis oleh setiap orang dan kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan, (Maharani, 2013).
Menurut Sternberg cinta bukanlah suatu kesatuan tunggal, melainkan gabungan dari berbagai perasaan, hasrat, dan pikiran yang terjadi secara bersamaan sehingga menghasilkan suatu perasaan.
Komponen keintiman merupakan kedekatan yang dirasakan oleh dua orang dan kekuatan dari ikatan yang menahan pasangan bersama.
Keintiman mengandung elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu memiliki kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya.
Dengan kata lain, keintiman merupakan perasaan emosional tentang kehangatan, kedekatan, dan dalam hal berbagi dalam hubungan.
Sementara komponen gairah menurut Sternberg berisi dorongan yang menimbulkan emosi kuat dalam hubungan cinta.
Sehingga dalam sebuah hubungan dekat, daya tarik fisik dan seksual sangat penting. Dariyo (2008), mendefinisikan komponen gairah sebagai elemen fisiologis yang menyebabkan seseorang merasa ingin dekat secara fisik.
Secara konkrit gairah ini ditujukkan oleh sikap seperti sentuhan secara langsung, membelai rambut, berpegangan tangan, merangkul, memeluk, mencium, atau hubungan seksual.
Dikatakan juga bahwa gairah merupakan suatu keadaan yang secara mendalam membuat seseorang selalu ingin bersama dengan orang yang dicintainya.
Selanjutnya komitmen, komponen komitmen merupakan faktor kognitif dalam model segitiga cinta Sternberg.
Komponen komitmen terbagi dua yaitu jangka pendek dan jangka panjang.
Jangka pendek artinya adalah keputusan mencintai orang lain sedangkan jangka panjang adalah komitmen untuk mempertahankan keputusan untuk mencintai orang lain atau komitmen mempertahankan hubungan cinta tersebut.
Disebut pula bahwa komitmen sejati ialah komitmen yang berasal dari dalam diri yang tidak akan pernah pudar/luntur walaupun menghadapi berbagai rintangan, godaan, dan ujian berat dalam kehidupan perjalanan cintanya.
Karena itu Sternberg menempatkan tiga komponen yang ada dalam teorinya sebagai bentuk segitiga cinta. Kekuatan cinta ada pada ketiga sudut segitiga tersebut.
Lebih lanjut Sternberg menyebutkan bahwa kombinasi dari ketiga komponen cinta tersebut akan menghasilkan jenis-jenis cinta yang berbeda.
Jenis-jenis cinta ini memiliki perbedaan dalam jumlah komponen yang terlibat dan komponen mana yang menyusunnya.