Meskipun kecil namun nilai saham di pasar modal Aceh selama 2017 mengalami peningkatan sebanyak 1.163 investor. Padahal tahun 2016 jumlah single investor identity (SID) yang aktif 3.850 investor, sementara hingga akhir 2017 jumlah SID yang aktif meningkat menjadi 5.013 investor. Begitu pula pada tahun 2018 meningkat rata-rata 20 persen.
Investor Aceh yang bermain saham lebih banyak mengoleksi saham industri pertambangan, perusahaan consumer good, dan banking. Mereka menilai ketiga sektor industri tersebut tergolong stabil dan prospektif, baik secara fundamental maupun bisnis.
Menurut data BEI Kantor Perwakilan Aceh investor di Aceh umumnya berasal dari kalangan pelajar atau mahasiswa dengan jumlah 1.859 orang. Lalu dari kalangan pegawai swasta sebanyak 1.382 orang. Jumlah investor mahasiswa lebih banyak dari kelompok lainnya.
"Jumlah investor saham di Privinsi Aceh saat ini mencapai 10.000 lebih rekening efek yang didominasi oleh anak muda usia 17-30 tahun. Tend jumlah investor saham di Aceh dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan pemahaman masyarakat terkait pasar modal", kata Thasrif Murhadi melalui pesan WhatSapp kepada penulis, Jumat, 26/7/2019.
Bagi mahasiswa di Aceh berinvestasi saham mungkin masih hal baru. Umumnya mereka baru mengenal saham sejak 2 tahun terakhir. Itupun karena gencarnya sosialisasi yang dilakukan oleh BEI Perwakilan Aceh ke kampus-kampus. Sebelumnya mahasiswa dan bahkan masyarakat Aceh secara umum sangat awam dengan investasi saham.
Berinvestasi saham memang bukan tanpa resiko. Bahkan banyak pihak menilai jika investasi saham tergolong hight risk (berisiko tinggi). Walaupun investasi di pasar modal dikenal high risk namun juga high return. Artinya risiko yang ada linear dengan tingkat pengembalian.
Oleh karena itu sebelum terjun ke dunia pasar modal dan investasi saham sangat disarankan untuk memiliki ilmu terlebih dahulu. Calon investor terutama mahasiswa perlu membekali dirinya dengan pengetahuan tentang pasar dan modal, ekonomi dan bisnis agar terhindar dari kegagalan.
Berinvestasi saham dalam jangka panjang tidak selalu menguntungkan. Harga saham yang dibeli pun bisa sangat fluktuatif. Boleh jadi sangat stabil bahkan meningkat namun dapat pula harga saham yang kita pegang terjun bebas. Maknanya pasar tidak selalu dalam kondisi baik.
Bila melihat tren mahasiswa Aceh yang mulai melirik investasi saham sebagai pendapatan alternatif (alternative income) maka ini menandakan anak-anak muda Aceh mulai melek investasi dan keuangan. Fenomena tersebut tentu sangat positif bagi sistem keuangan, ekonomi, dan bisnis secara keseluruhan di Aceh.
Bagaimana pun investasi dalam negeri atau peran investor lokal sangat strategis dalam pemenuhan modal (capital) bagi dunia usaha. Selain bersumber dari dana perbankan, maka pasar modal juga menjadi sumber pendanaan usaha. Sehingga masalah permodalan dan investasi dapat diatasi. (*)