Hari Raya Idul Fitri atau sering disebut lebaran merupakan ibadah yang mengikuti puasa ramadan. Artinya lebaran selalu ada sepanjang bulan ramadan ada. Dan lebaran Idul Fitri selalu jatuh pada 1 Syawal setiap tahun hijriyah.
Bulan Syawal sebagaimana bulan lainnya tentu memiliki fadhilah-fadhilah utama didalamnya. Bulan Syawal termasuk bulan terbaik setelah bulan ramadan. Walaupun tidak ada penyambutan bulan Syawal dengan ucapan "Marhaban ya Syawal" seperti halnya ramadan namun Syawal tetap memiliki keistimewaan.
Karena keistimewaannya tersebut maka bulan Syawal sangat baik dijadikan sebagai bulan peningkatan amalan kita. Diantara banyak amalan yang dapat dikerjakan pada bulan Syawal, namun ada 4 amalan utama yang dapat dikerjakan segera.
Idul Fitri dan Lebaran
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa idul fitri jatuh dibulan Syawal setelah berpuasa di bulan ramadhan. Sehingga kemuliaan orang-orang yang berpuasa akan dinampakkan oleh Allah pada bulan tersebut.
Kemuliaan orang-orang yang telah berpuasa dan tergolong pada golongan orang-orang bertaqwa dapat kita lihat, pada bulan Syawal mereka memiliki akhlak dan perilaku mulia. Selain itu kualitas dan kuantitas ibadah mereka juga meningkat yang dimulai dengan kekusyukan mereka melantunkan takbir memuji keagungan Allah pada malam 1 Syawal.
Melakukan perayaan idul fitri bukan hanya sekedar kegiatan ritual dan tradisi belaka. Tetapi bagian dari penyempurnaan ibadah puasa yang telah dijalani. Maka dapat pula dikatakan Hari Raya Idul Fitri sebagai acara puncak "wisuda" para muttaqin yang secara khusus diundang oleh Allah karena keberhasilan mereka melawan hawa nafsu serta meraih kemenangan.
Dengan demikian bisa dikatakan belum sempurna puasa dan zakat fitrah yang telah dikeluarkan seseorang apabila ia belum menyempurnakannya dengan shalat idul fitri di hari raya. Itulah makna lebaran sebagai sebuah amalan utama pada bulan Syawal.
Silaturrahim dan Halal bihalal
Syawal identik dengan bulan silaturrahim dan halal bi halal. Anggapan itu tidak salah karena memang pada bulan tersebut orang-orang disibukkan dengan kegiatan saling berkunjung satu sama lain dan mengadakan halal bi halal.
Halal bi halal ini berfungsi sebagai perekat tali rindu dan persaudaran antar sesama. "Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi". (Muttafaqun 'alaihi).
Puasa Syawal
Amalan lain yang sangat utama yang dapat dilakukan pada bulan Syawal adalah berpuasa sunnah, puasa ini sering disebut dengan puasa Syawal. Tata cara puasa ini ditentukan Rasulullah SAW pada bulan Syawal yaitu puasa sunah selama enam hari, sebagai kelanjutan puasa Ramadhan.
"Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan puasa enam hari bulan Syawal, berarti ia telah berpuasa setahun penuh" (H.R Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa'i dan Ibnu Majah).
Menurut Ustadz Arifin, paling tidak ada sembilan keutamaan puasa Syawal. "Pertama, nilai puasanya menjadi sempurna, yakni  puasa setahun penuh. Kedua, dicintai Allah dan meraih ampunan dosa  seperti ditegaskan dalam Alquran Surah  Ali Imron ayat  31." Ketiga, kata Arifin, meraih syafaat Rasulullah dan bersama beliau karena menghidupkan sunnah beliau. Keempat, puasa Syawal merupakan tanda jelas meningkatnya iman dan takwa seorang muslim.
Kelima, puasa Syawal adalah menutupi kekurangan selama puasa  Ramadhan. Keenam,  di antara tanda ikhlas, gemar dengan  amal sunnah, kalau wajib ya kewajiban tetapi kalau sunnah adalah kerelaan seorang hamba mengabdi kepada Allah.
Ketujuh, puasa Syawal merupakan salah satu cara  terbaik memupuk keimanan kepada Allah dan kecintaan kepada Nabi-Nya. Dan kesembilan, puasa Syawal adalah hamba Allah yang beriman yang cerdas itu adalah semua sunnah dihidupkan sebagai bekal di akhirat kelak.
Menikah
Amalan yang satu ini sangat baik pula dilakukan pada bulan Syawal. Sebagaimana Rasullullah Sallahu 'alaihi wasallam menikah Sayyidah Aisyah pada bulan tersebut. Sebagaimana sabda beliau:
"Rasulullah shallallhu 'alaihi wasallam menikahiku pada bulan Syawal dan mengadakan malam pertama pada bulan Syawal. Istri Rasulullah mana yang lebih bentuntung ketimbang diriku di sisi beliau?" (HR Muslim).
Menikah pada bulan Syawal bukan hanya akan membawa kebaikan bagi pasangan yang melakukan pernikahan tetapi juga tergolong telah melakukan sunnah rasul. Sebagaimana ijtimak para ulama.
Para ulama, khususnya dari kalangan madzhab Syafi'i, menganggap sunnah menikah, menikahkan, atau berhubungan intim yang halal pada bulan Syawal.
Semoga bagi yang akan segera menikah dapat mempertimbangkan bulan Syawal sebagai waktu yang tepat untuk menghalalkan pasangannya. Mudah-mudahan mereka akan hidup bahagia, sakinah, mawaddah, warahmah sebagaimana rumah tangga Rasulullah bersama Sayyidah Aisyah.(*)