Namun bulan puasa Allah jadikan bagi manusia sebagai media untuk mengatur dan mengendalikan nafsu atau syahwatnya agar lebih terarah pada kebaikan. Sehingga membuat harkat dan martabat seseorang jadi lebih terhormat.
Pasalnya, membiarkan hawa nafsu melakukan apa saja yang diinginkan, cenderung membawa keburukan bagi manusia, karena itu terkadang dapat menjatuhkan derajat mereka sebagai orang yang beriman.
Nafsu yang paling kuat dirasakan oleh setiap orang selama berpuasa adalah keinginan untuk makan. Syahwat terhadap makanan begitu tinggi, hal ini dapat dibuktikan pada saat sore hari ketika orang-orang berbelanja untuk menu buka puasa. Gejala memborong berbagai jenis makanan dalam jumlah banyak sering dilakukan.
Padahal apa yang sudah dibelinya tersebut tidak dapat dihabiskan saat berbuka puasa tiba. Bahkan lebih dari setengahnya terbuang percuma alias mubazir. Sementara mubazir adalah bagian dari perbuatan syaitan, musuh orang-orang beriman.
Untuk menghindari agar kita tidak terjerumus pada langkah-langkah syaitan dan membuang-buang makanan begitu saja. Hendaknya kita dapat memilih menu makanan berbuka yang sederhana saja. Tidak mewah namun menyehatkan.
Selain kita juga harus mengurangi memperturutkan syahwat makan yang berlebihan. Justru perintah berpuasa datang dalam rangka untuk mencapai salah tujuannya yaitu mendidik hawa nafsu manusia agar tidak lepas kendali atau tidak dapat di kontrol.
Setelah secara perlahan-lahan kita telah dapat mengendalikan diri dari nafsu makan yang berlebihan, lalu kemudian santaplah makanan dalam jumlah proporsional, tidak berlebihan, dan tidak pula kekurangan.
Menu makanan yang sehat dewasa ini memang agak sulit diperoleh, apalagi jika Anda penyuka makan makanan siap saji. walaupun dijual di restoran mewah namun belum tentu menyehatkan. Ingat! Sehat bukan karena harga jualnya dan kelezatannya.
Makanan siap dan cepat saji atau sering diistilahkan dengan fast food saat ini mulai ditinggalkan oleh konsumen. Mereka beralasan fast food sekarang sudah layaknya junk food. Artinya standar kesehatan mulai diragukan.
Akan lebih baik jika kita beralih ke menu makanan yang alami. Jika fast food adalah makanan modern, yang dikemas dan diproses dengan sentuhan tangan koki atau cheff profesional namun nyatanya makanan pedesaan lebih menyehatkan, tanpa pengawet dan bebas micin penyedap rasa.
Itulah gaya hidup baru masyarakat modern yang ternyata ingin kembali ke alam (back to nature). Mereka lebih memilih makanan dan sayuran organik daripada makanan pabrikan yang diolah dengan mesin canggih.
Nah apalagi saat kita sedang berpuasa. Masalah kesehatan, stamina, dan daya tahan tubuh merupakan prioritas utama. Oleh karena itu disarankan agar Anda lebih cerdas dalam memilih menu makanan sebagai bukaan dan sekaligus terapkan gaya hidup sehat selama bulan ramadan. (*)