Pelecehan seksual digital mengacu pada tindakan mengirim, menerima dan menyebarkan gambar atau video seksual eksplisit melalui platform online tanpa persetujuan mereka. Bentuk pelecehan ini dapat berupa mengirimkan foto maupun video intim, meminta foto atau video seksual vulgar tanpa persetujuan, atau mengancam akan menyebarkan informasi pribadi yang sensitif tanpa persetujuan korban.
Karena keterlibatan mereka di dunia online, remaja merupakan kelompok yang paling rawan terhadap pelecehan seksual online. Kurangnya pengalaman dan pemahaman mereka mengenai bahaya internet membuat mereka menjadi target yang mudah. Selain itu, karena rasa keingintahuan dan eksplorasi jati diri yang tinggi, membuat mereka sering berkomunikasi dengan orang asing, termasuk orang-orang yang mungkin melakukan kekerasan terhadap mereka.
Pelecehan seksual digital memiliki dampak yang besar pada anak muda. Korban bisa mengalami gangguan kesehatan mental dan akibat pelecehan tersebut membuat mereka kehilangan semangat belajar sehingga prestasi akademik korban menurun. Korban merasa malu dan dan ketakutan sehingga mereka mencoba menarik diri dari orang lain. Dalam beberapa kasus, pelecehan ini dapat berkembang menjadi kekerasan fisik jika pelaku mengetahui identitas dan lokasi korban.