Pusat Data Bersatu (PDB) melansir hasil survei terbaru tentang popularitas dan elektabilitas Capres 2014. Survei tersebut menempatkan Jokowi berada di posisi pertama kemudian secara berturut – turut disusul Prabowo, Dahlan Iskan, Wiranto, Jusuf Kalla, Megawati, Aburizal, Anies Baswedan, Mahfud MD, dan Hidayat Nur Wahid.
Pendiri PDB, Peter F Gontha mengatakan dari hasil penjajakan ditemukan fakta bahwa pemilihan Capres dibayangi oleh bias gender. Dirinya mencotohkan, pemilih Prabowo mayoritas adalah pria sebesar 8,9 sedangkan pemilih perempuan hanya 3,9 persen, mereka kurang meminati sosok Prabowo. Berbeda dengan Jokowi yang dipilih merata oleh koresponden pria 15,6 dan perempuan 16,3 persen.
PDB tidak menjelaskan secara detail sebab mengapa Probowo tidak disukai oleh pemilih perempuan. Mungkinkan karena pribadinya yang tempramen dan kehidupan rumah tangganya yang tidak harmonis menjadi alasannya. Jika demikian, kita ulas sedikit perihal kehidupan asmara Prabowo yang hingga saat masih hidup sendiri setelah perceraianya dengan anak Soeharto, Titiek.
Menurut sumber The Politic, sebelum menikahi Titiek Soeharto, Probowo sebenarnya sudah bertunangan dengan anak dr. Sajiman, Kepala RS TNI di Magelang. Namun saat dipertemukan dengan Titiek oleh Wismoyo Arismunandar, Prabowo berpaling dan meninggalkan tunangannya untuk menikah dengan Titiek.
Prabowo menikah dengan Titiek pada Mei 1983 dan dikarunia seorang anak lelaki bernama Didiet Prabowo. Berbeda jauh dengan ayahnya, Didiet meniti karir di dunia desainer. Usia perkawinan Prabowo – Titiek tidak bertahan lama. Mereka bercerai, namun tidak diketahui pasti penyebabnya. Ada yang mengabarkan karena Probowo berkhianat dengan keluarga cendana tersebut, dan ada pula yang mengabarkan bahwa Titiek yang berselingkuh.
Terlepas dari hasil survei dan dugaan mengapa pemilih perempuan kurang meminati sosok Prabowo tersebut, muncul pertanyaan benarkah Probowo diinginkan rakyat untuk menjadi Presiden sesuai posisi Prabowo yang bersaing kuat dengan Jokowi di posisi teratas.
Banyak yang mengenal Probowo dari kiprahnya di dunia militer dan yang paling melekat diingatan masyarakat tentang sosoknya adalah terkait penculikan para aktivis demokrasi, tragedi trisakti dan peristiwa Mei 1998 yang menempatkan Prabowo sebagai pelaku pelanggaran HAM dan berujung pada pemecatannya dari kesatuan militer.
Selain itu, kisruh antara perusahaan kertas milik Prabowo dengan karyawannya di Kalimantan, memberi gambaran pada masyarakat bahwa ia kurang pandai mengelola bisnis sehingga dililit hutang mencapai Rp 14 triliun lebih. Gaya kepemimpinannya yang sangat militeristik dan kepribadiannya yang temperamental serta kehidupan rumah tangganya yang retak. Inilah kesan yang melekat pada diri Prabowo yang mengklaim sebagai pemimpin ideal Indonesia.
