Studi yang dilakukan oleh peneliti di University of Virginia menemukan bahwa hal yang paling sering membuat anak stres dan tertekan adalah seringnya orangtua berpindah-pindah rumah. Para ahli menyatakan bahwa anak yang sering pindah rumah, terlebih lagi harus beradaptasi dengan lingkungan baru di berbagai negara pada usia dini akan menyebabkan stres yang cenderung mempengaruhinya pada saat dewasa muda. "Sering pindah rumah akan membuat orang khususnya anak usia dini sulit menjaga hubungan baik jangka panjang dengan orang lain," ujar Dr Shigehiro Oishi, seorang profesor psikologi di University of Virginia, yang memimpin penelitian, seperti dilansir dari Dailymail, Senin (14/6/2010). (detikHealth, "Sering Pindah Rumah Bikin Anak Stres" selengkapnya https://health.detik.com/ibu-dan-anak/d-1377721/sering-pindah-rumah-bikin-anak-stres.)
Hasil dari penelitian tersebut tidak sepenuhnya menjadi acuan fakta, karena perilaku dan hubungan orang tua dengan anak bisa membantu proses adaptasi di tempat dan lingkungan baru. Peran orang tua disini sangat besar, sehingga waktu kebersamaan antara orang tua dan anak harus benar benar berkualitas, sehingga anak anak merasa nyaman dan tidak perlu muncul kekhawatiran meski berada di tempat yang baru.
Hal hal seperti ini seharusnya bisa dijadikan pertimbangan oleh pimpinan dalam hal menempatkan personel atau para pekerjanya. Sehingga dapat mengurangi resiko gangguan psikologis pada anak. Karena anak anak kita adalah aset yang paling berharga bagi keluarga bahkan aset bagi Negara.