Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Sang Pendekar

24 Januari 2015   05:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:28 64 0
Beredar kabar bahwa ada pendekar baru yang mampu menggoncangkan dunia persilatan. Pendekar tersebut berasal dari desa. Dengan wajah lugunya, pendekar tersebut mampu menyentak para pendekar yang sudah lama malang melintang di dunia persilatan. Kaget! Bingung! Dan Penasaran! Karena dengan bantuan kecepatan angin, pendekar tersebut mampu menaklukkan musuh-musuhnya dengan jurus andalannya. BLUSUKAN.

Kegoncangan kembali  terjadi, ketika sang pendekar didapuk sebagai  orang nomor  satu di gerbang tertinggi dunia persilatan. Dengan gaya khasnya yang selalu ditampilkan, dia berusaha meyakinkan bahwa tidak akan neko-neko dan tidak akan mengajak orang yang neko-neko. Cukup berhasil. dengan bantuan KPAK (Komite Pendekar Anti Korupsi), dan P3ATK (Pusat Pelaporan Pendekar dan Analis Data Keuangan). Semua pendekar yang membantunya, menjalankan roda pemerintahaan, lulus. Mereka semua bekerja berdasar kredo KERJA KERJA KERJA.

Perjalanan terus berlanjut.  3 bulan berjalan. Sang pendekar mulai agak sempoyongan, jurus BLUSUKANnya masih dilakukan, masih  menunjukkan tajinya, walaupun dia juga mengeluarkan beberapa jurus yang tidak populer. Menaikkan harga BBM ( Bahan Bakar Memasak) sebagai salah satu komponen penting aktifitas keseharian masyarakat.

Tetapi kegocangan berubah menjadi kegaduhan , ketika sang guru dan koleganya yang membantu mendudukannya di kursi nomor satu, mulai mempunyai pilihan pilihan yang bukan pilihannya. Dia merenung, mengingat-ingat ungkapan Marpheus,"Kautelan pil biru, ceritanya berakhir, kaubangun di ranjangmu dan percaya apa pun yang mau kaupercayai. Kau telan pil merah, kau tinggal di Negeri Ajaib dan aku tunjukkan sejauh mana lubang kelincinya, aku hanya menawarkan realitas. Tak lebih dari itu.

Dia tidak sadar, pil mana yang tertelan, biru atau merah. Kesadarannya mulai labil. Naluri. Nalar. Nafsu. Berkelebat bergantian di gelombang otaknya. Sang guru dan koleganya, ternyata bukan seperti bayangan yang dia impikan. Dia pernah memimpikan mempunyai seorang guru seperti Master Oogway, sang kura kura bijak dalam film Kungfu Panda, yang dengan legowo meninggalkan dunia persilatan, ketika menemukan siapa penerusnya.

Ternyata jiwa Master Oogway tidak, belum, bereinkarnasi dalam jiwa gurunya. Gurunya belum mau meninggalkan gelanggang persilatan sepenuhnya. Ada ikatan-ikatan politis kekeluargaan yang, mungkin, memaksa gurunya untuk tetap eksis di dunia persilatan.

Dan dari pertapaannya, sang guru mampu menyodorkan sebuah pilihan dilematis. Ditinggalkannya KPAK dan P3ATK. Demi pengabdiannya kepada gurunya, diterimanya pilhan itu. Dan ketika para wartawan mengejarnya, menanyakan alasan pemilihan KAPOLIT (KepAla Pengayom Orang aLit ), dia menjawab diplomatis," masa saya memlih orang jauh."

Dunia persilatan benar benar gaduh. ternyata orang pilihan sang guru telah mendapat rapor merah dari KPAK dan P3ATK. Tidak lulus, tetapi dipaksakan untuk diloloskan. KPAK dengan cepat bergerak, menempelkan label tersangka pada KAPOLIT. Label itu menempel karena dia neko-neko punya rekening gendut. Dan rekening itu sudah jauh-jauh tahun ditelisik oleh KPAK.

Teryata dunia kependekaran tidak pernah sunyi dengan suara denting pedang. Merasa pendekar mereka dizalimi, komunitas Pengayom Orang ALit, cepat pula bereaksi. Salah satu jawara KPAK disergapnya, ketika pagi hari mengantarkan anaknya pergi ke sekolah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun