KASAU pernah mengungkapkan ke publik akan mempertimbangkan hibah 16 pesawat tempur F-5 dari Taiwan. Pemimpin militer disamping merupakan pejabat struktural namun segala prilakunya berpengaruh secara sosial politik termasuk politik luar negeri. Konflik dua China antara Republik Rakyat China (Tiongkok daratan) dengan Republik China (Tiongkok pulau Formosa atau Taiwan) masih berlanjut hingga sekarang. Taiwan yang tercipta dari masa Perang Dingin mendapat sokongan kuat dari Amerika Serikat. Bahkan ada UU resmi AS yang memberikan perlindungan terhadap Taiwan yaitu Mutual Defense Treaty 1955 dan Taiwan Relations Act 1979. Taiwan mendapat kemudahan akses perlengkapan persenjataan dari AS dalam rangka mempertahankan diri. Di sisi lain RRC sangat bersikeras menentang tindakan dari negara manapun yang berhubungan dengan Taiwan terutama hubungan politik dan diplomatik. RRC mengklaim bahwa Taiwan merupakan kedaulatan RRC dan bila perlu akan menggunakan kekuatan militer untuk memulihkan kedaulatannya. Saat Krisis Selat Taiwan Ketiga pada 1995 yang tercetus karena kunjungan presiden Taiwan Lee Teng-Hui ke AS, RRC mengerahkan pasukan besar di pesisir Fujian dan meluncurkan sejumlah rudal ke perairan Taiwan. Akibatnya AS mengerahkan 2 grup kapal Induk USS Nimitz dan USS Independence yanhg berbasis di Jepang untuk berlayar ke Selat Taiwan, memberi sinyal tekanan ke RRC. Indonesia pun pernah diprotes oleh RRC pada tahun 2006 karena kunjungan tidak resmi Presiden Taiwan Chen Shui-Bian ke Batam. Kunjungan ke industri Taiwan di Batam dilaksanakan di sela-sela perbaikan teknis pesawat kepresidenan Taiwan yang transit di bandara Hang Nadim.
Pesawat tempur F-5 Tiger II Angkatan Udara Taiwan
KEMBALI KE ARTIKEL