Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Nawa C(er)ita

4 Februari 2015   03:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:52 43 1
Mari kita sehatkan nalar terkait kriminalisasi KPK dengan menyimak rangkaian dibawah ini.
1. Kebetulan KPK pimpinan Samad ini sedang getol-getolnya mengusut kasus korupsi  BLBI yg merugikan negara 600 Triliun yang terjadi pada jaman Megawati. Samad 2014 pernah sesumbar tak takut menyeret Megawati.
2. Selang kemudian kebetulan Jokowi jadi presiden. Jokowi di dukung PDIP dan disebut-sebut "boneka" Mega.
3. Kebetulan Jokowi mengajukan Budi Gunawan sebagai calon tunggal kapolri. Budi adlh ajudan Megawati saat jadi presiden, saat korupsi BLBI 600 Triliun terjadi.
4. Kebetulan Budi Gunawan menjadi tersangka KPK terkait rekening gendut. Jokowi mengganti plt kapolri yg dia adalah "kader" Budi Gunawan, sama-sama terindikasi rekening gendut. Kabareskrimnya adalah calon besan Budi Gunawan.
5. Hari ini pimpinan KPK dipreteli satu-persatu. Mulai dari Bambang Wijayanto, Abraham Samad, Adnan Pandu dsb. Semua ramai-ramai dilaporkan kepada kepolisian oleh kader PDIP dimana Megawati sebagai ketuanya.
6. Di kepolisian yang memproses laporan kriminalisasi KPK ada Budi Gunawan cs. Diatas kepolisian ada presiden Jokowi yg dituding "boneka" Mega. KPK mau mengusut kasus korupsi pada jaman Mega.
7. Ingat, KPK saat ini satu-satunya lembaga negara yang paling di percaya oleh rakyat. Yang paling depan memberantas korupsi.
8. Dengan puzzle-puzzle yang benderang itu, sedemikian tumpulkan logika kita dan menganggap pelaporan pimpinan KPK bukan bagian dr kriminalisasi?
9. Apakah kita menjadi buta mata dan hati, membiarkan institusi KPK di preteli?. Apakah kita akan tetap diam ketika persekongkolan jahat terjadi di negeri ini.
Mari Selamatkan Negeri Ini, Mari Selamatkan KPK

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun