Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Alasan Google+ dan Facebook Bersaing di Game

18 Agustus 2011   03:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:41 377 1
[caption id="" align="aligncenter" width="533" caption="Game Empire and Allies keluaran Zynga"][/caption] Persaingan Google+ dan Facebook di ranah sosial media semakin sengit. Sekarang, ekskalasinya sudah sampai ke tahap baru: berebut pasar game yang pengguna dan nilainya terus meningkat.

Layanan game di Facebook adalah sumber dollar. Inilah industri game yang pertumbuhannya paling cepat. Bahkan diprediksi dapat menggeser game konsol dalam beberapa tahun kedepan.

Tak heran ketika Google+, jejaring sosial besutan Google itu mendapatkan traksi yang cukup baik, maka langkah pertama yang dilakukan Google adalah membenamkan fitur game ke jejaring sosial yang kini sudah berpenghuni 25 juta orang itu.

Fitur game dinilai akan membawa dampak signifikan bagi Google+. Tidak hanya membuat user lebih sering berkunjung, tapi juga lebih lama datang. Sesuai ambisi Google yang ingin menjadikan Google+ sebagai ”kafe” baru yang lebih baik bagi Facebook.

Dan jika diibaratkan kafe, game tak ubahnya sebuah kopi atau kue yang sangat dinikmati pengunjung. 750 juta pengguna Facebook tidak hanya datang untuk meng-update status atau melihat foto, mereka juga menikmati sekali berperan sebagai petani di Farmville, bos mafia di Mafia Wars, ataupun menjadi milyuner di Millionaire City.

Karena itu, Facebook menanggapi langkah Google ini dengan serius. Hanya beberapa jam setelah Google mengumumkan bakal membuat layanan game di Google+, Facebook langsung merapatkan pertahanan.

Mereka mengumumkan fitur baru yang membuat gamer di Facebook dapat memarkahi game favorit mereka, mengikuti apa game-game apa saja yang dimaikan oleh teman-teman mereka, bahkan membuat game tertentu dapat dimainkan secara full screen.

”Ekosistem game di Facebook terus tumbuh. Tapi kami ingin tumbuh lebih cepat dengan memberikan kualitas terbaik untuk user maupun developer,” ujar pemimpin divisi game Facebook Sean Ryan kepada Reuters.

Game-game teratas Facebook dibuat oleh Zynga, perusahaan yang walau baru berusia 4 tahun sudah membukukan keuntungan triliunan rupiah. Mereka bersiap untuk melepas saham perdana ke publik (IPO) akhir tahun ini.

Yang menarik, Google adalah salah satu investor besar di Zynga, walau tidak disebutkan seberapa besar jumlah kepemilikannya. Namun, kepemilikan ini tidak lantas membuat Google berkuasa atas Zynga. Karena top game buatan Zynga yang bisa dimainkan di Google Plus baru sebatas Zynga Poker. Judul-judul lain seperti FarmVille, CityVille, dan Empire & Allies untuk sementara hanya dapat dimainkan di Facebook.

Saat ini Google+ baru kebagian sekitar 16 game, beberapa diantaranya adalah Angry Birds, Bejeweled, dan Zynga Poker.

Faktanya, Zynga dan Facebook memang sudah saling terikat. Pendapatan terbesar Zynga datang dari Facebook. Mereka memang menjual berbagai virtual goods ataupun fitur tambahan yang membuat nge-game lebih menyenangkan. Facebook mengambil 30 persen dari pendapatan setiap game Zynga.

Seperti yang disebut diawal, industri game di jejaring sosial ini sekarang tumbuh sebagai ladang uang. Zynga memperoleh pendapatan lebih dari USD90 juta dari total pendapatan kotor mereka yang mencapai USD600 juta tahun lalu. Perusahaan itu juga tumbuh sangat cepat ketika pemain di Facebook diperkirakan mencapai 230 juta orang.

Pada Maret 2011 silam, nilai perusahaan Zynga ditaksir mencapai USD11 miliar.

Tapi, ekspansi Google ke ranah web game membuat Zynga sakit kepala. Dalam dokumen IPO mereka, Zynga menyebut bahwa akan menjadi masalah besar jika Google atau perusahaan besar lain seperti Microsoft Corp dan Amazon.com juga masuk ke pasar web game.

Apalagi, target Google jelas, yakni memotong Facebook dengan Google+. Alasannya: karena orang lebih banyak menghabiskan waktu dan membagi konten diri mereka di website, Facebook pun menjadi sangat menarik bagi pengiklan.

Hal inilah yang mengancam Google, karena search engine mereka tidak dapat mengindeks informasi dari Facebook. Dan jika pengiklan online beralih ke Facebook, pertumbuhan pendapatan mereka akan terus menurun.

Belajar dari Facebook, Google punya caranya sendiri supaya gamer dan non gamer bisa sama-sama nyaman ”nongkrong” di Google+. Karena itu, halaman game di Google sengaja dipisah.

”Supaya pengguna mendapat kontrol dari game yang mereka mainkan, dan kepada siapa mereka ingin membaginya,” ujar Vic Gundotra, Senior Vice President, Engineering, Google. ”Game di Google+ ada jika pengguna menginginkannya, dan sebaliknya,” paparnya.

Langkah ini sekaligus jadi sindiran bagi Facebook yang dulu terlalu bebas membiarkan penggunanya membagi pengalaman gaming mereka. Notifikasi seperti ”John just bought a pig, harvested six crops, and needs help mowing his lawn,” acap dianggap mengganggu.

Padahal sebenarnya Facebook tidak salah-salah amat. Newsfeed seperti inilah yang menjadi sumber promosi vital bagi para developer seperti Zynga, Playfish, dan Playdom untuk mendapatkan pemain game baru.

Setelah mendapatkan protes dari pengguna itu Facebook mengubah regulasi: pengguna hanya mendapatkan nofitikasi dari game yang pernah ia mainkan. Bahkan, ada alogaritma khusus yang bisa menilai apakah sebuah notifikasi itu cocok untuk user tertentu. Jika dianggap tidak cocok, maka tidak akan ditampilkan.

Nah, untuk mengakses game di Google+, klik tombol Game di atas stream. Disana ada notifikasi terbaru dari Circle pengguna, melihat undangan dari teman, atau game-game mana saja yang telah dimainkan. Tombol Game ini akan segera tersedia di Google+ dalam waktu dekat.

Jeremy Liew dari firma Lightspeed Venture Partners mengatakan bahwa bermain game ternyata menjadi salah satu inti sosial media. Game yang menjadi sosial, bisa saling berbagi dan bermain bersama, menjadi sesuatu yang sangat menarik.

Farmville produksi Zynga adalah game yang paling populer di Facebook. Lebih dari 200 juta orang memainkan game ini setiap bulannya. Penjualan virtual goods di game tersebut tentunya tidak sedikit. Meski berupa micro payment, jumlah transaksi virtual goods pada akhir 2011 mendatang diprediksi mencapai USD2.1 miliar!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun