Baju disetrika sejak kemarin hari.
Masih berpatut dalam kaca retak,
Latihan kata-kata sambil berlagak.
Dengan motor pinjaman teman,
Yang ia mohon dengan belas kasihan.
Kini menuju rumah yang didamba,
malam minggu berjanji kerumahnya.
Ternampak gadis di teras rumah,
Asyik memetik dahan yang patah.
Dalam temaram lampu berpendar,
Didekati perlahan dengan hati getar.
Tetiba ada rencana spontan,
Dihampirinya dengan perlahan.
Ia ingin membuat suatu kejutan,
Di cium pipi sang kekasih dari hadapan.
Dia pun melonjak dan terperanjat,
Tanpa kata masuk rumah dengan cepat.
Ingin ia meraih tangan untuk mencegat,
Apa daya sang gadis berlari laksana kilat.
Sang pria menunggu dengan hati kalut,
Seraya rapikan bajunya yang telah kusut.
Terdengar lamat suara jangkrik mengkirik,
Seolah menggoda dengan tawa mengikik.
Tak lama muncul gadisnya dengan senyum,
Dengan serta menaruh nampan air minum.
Sang gadis pun berkata untuk menyapa,
Seolah tidak pernah ada kejadian apa-apa.
Sang pria tertegun dengan pikiran membuyar,
Basa-basi pun berlanjut untuk saling bercerita.
Raut muka sang gadis pun terlihat biasa saja,
Sesekali tersenyum dari rona yang bersahaja.
Sang waktu berjalan dengan cepat,
Tawa canda mengalir tak melambat.
Dalam rumah terdengar jam berdentang,
Pertanda menyuruh sang pria untuk pulang.
Saat pamit untuk ucap perpisahan,
Dia menggamit motor ke halaman.
Namun sang gadis sempat ucap kata,
Sore tadi di teras itu saudara kembarnya.
Wajah sang pria kaget bukan kepalang,
Beruntung helm terpakai jadi penghalang.
Risau hati menuju pulang dalam perjalanan,
Tak henti berdoa saudaranya tak menceritakan.
Bekasi, 17/10/22, @Cakbro
#KisahLucuSeorangTeman