Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Kerlingan Wanita

11 Oktober 2022   00:59 Diperbarui: 11 Oktober 2022   01:02 116 16
*- Kerling Wanita -*

Teringat sebuah lagu lama,
Tekuk lutut disudut kerling wanita.
Teringat sebuah pengalaman kisah lama,
Kerlingan mu memang sangat mempesona.

Jalan berdamping susuri pasir pantai,
Diiring desiran angin dari ombak mengintai.
Kami jalan saling diam membisu,
Hati ingin berkata tapi bicara pun ragu.

Banyak ku rancang untaian kata,
Sudah ku tulis berulang agar tertata.
Namun kerlingan mengacau pikiranku,
Tercekat tenggorokan lidah pun jadi kelu.

Kami duduk berdamping ditepi pantai,
Menatap lautan dengan ombak menjuntai.
Malam semakin pekat seolah kelam,
Tak satu pun kata terucap walau sebatas salam.

Duhai angin seraya aku berbisik,
Sampaikan kata dari hati yang terusik.
Ingin berkata walau sebatas lirih,
Tapi saat kuingin ucap lidah pun terasa pedih.

Ku tahu engkau sedang menunggu,
Disampingku engkau pun diam termangu.
Wahai ombak gelegarkan suaraku,
Mengapa kataku hilang tersaput sang bayu.

Setelah lama tuk pecahkan keheningan,
Kau berdiri menggapai pertanda ingin pulang.
Kembali kami berjalan berdamping susuri jalan,
Kau meraih jemariku saling berpegangan.

Gemuruh dadaku terasa pecah memburai,
Terasa peluh basahi tangan yang lunglai.
Duhai rembulan yang sembunyi di batu karang,
Ingin kuceritakan bahagia hatiku senang.

Tak lepas genggaman dalam perjalanan,
Hingga sampai antar dirimu depan halaman.
Ku hanya bisa tersenyum ucap perpisahan,
Binar mata dan kerlinganmu balas jawaban.

Dalam perjalananku saat pulang,
Ku merutuk diri kenapa tak mampu bilang.
Dengan kesal akhirnya ku berteriak lantang,
Tetiba ku terguyur air dari warung seberang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun