“Setiap tahun, motif dan warna batik selalu berkembang sesuai dengan kebutuhan pasar. Tren ini mempengaruhi kreativitas para pengrajin, baik dalam hal motif maupun teknik pewarnaan,” ujar Malik yang sudah menekuni dunia batik sejak 2007. Ia mencontohkan, pada masa pandemi Covid-19, motif batik yang terinspirasi dari bentuk virus menjadi tren, begitu juga saat musim buah durian, motif batik durian menjadi incaran banyak pembeli.
Lebih lanjut, Malik menjelaskan bahwa dalam proses pewarnaan batik, terdapat dua jenis pewarnaan, yaitu pewarna alami dan sintetis. Menurutnya, meskipun pewarna alami lebih ramah lingkungan, harganya juga lebih mahal karena menggunakan bahan-bahan alami seperti kunyit, pandan, dan buah kakao.