Pada kesempatan tersebut, Tonang memberikan materi berjudul “Penguatan Moderasi Beragama”. Ia dipanel bersama Kepala Kejaksaan Tinggi Sulsel, yang diwakili oleh Kepala Seksi Bidang Intelijen, Irawan Somba. Tonang menegaskan bahwa moderasi beragama adalah program prioritas Kementerian Agama sejak 2019, yang terus didorong dalam rangka menciptakan interaksi yang adil dan berimbang di tengah masyarakat.
“Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang adil dan berimbang, berlandaskan konstitusi. Ini merupakan kunci toleransi dan kerukunan di tingkat lokal hingga global,” ungkapnya.
Tonang juga memberikan contoh situasi di beberapa negara Timur Tengah seperti Palestina dan Lebanon, yang terjebak dalam konflik berkepanjangan akibat kurangnya toleransi dan saling menghargai. Di Indonesia, ia menilai bahwa keberadaan organisasi keagamaan seperti LDII merupakan aset yang berharga bagi bangsa, karena memiliki peran penting dalam pemberdayaan umat dan masyarakat, serta menjaga kerukunan antarumat beragama.
Ketua DPW LDII Sulsel, Dr. Abri, menambahkan bahwa Muswil kali ini merupakan momentum penting untuk mengevaluasi kinerja dan merumuskan program kerja baru, demi mewujudkan Sulawesi Selatan yang mandiri dan sejahtera. Ia juga mengapresiasi peran LDII dalam mendorong berbagai program keumatan yang sejalan dengan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin.
Muswil yang bertema "Penguatan Sumber Daya Manusia Profesional Religius untuk Mewujudkan Sulawesi Selatan yang Mandiri dan Sejahtera" ini dihadiri lebih dari 800 peserta. Asisten I Setda Provinsi Sulsel, Muh. Rasyid, hadir membuka acara secara resmi, mewakili Pj. Gubernur Sulsel.(*)