Bagaikan “Isra akademik antara dua benua” (Amerika-Eropa), karena di malam pergantian umur (ke-41) itu saya dalam penerbangan dari Montreal ke London dengan “buraq” (British Airways), di bawah panduan “Jibril” (Hasan Hanafi); dilanjutkan “Mi’raj” akademik (presentasi dihadapan dua raksasa dunia Orientalisme dan Oksidentalisme (M. Arkoun dan Edward W. Said) di “Sidratul Muntaha” (Inggris, Negara Barat yang mampu menggantikan kejayaan Dunia Islam karena berhasil menaklukan Mughal Empire dan Ottoman Empire, yang kemudian melahirkan peradaban Amerika Utara). “Berita Gaib” yang saya bawa pulang ke bumi adalah perubahan sikap Inggris terhadap Islam. The University of Exeter mendirikan Arab and Islamic Studies untuk memahami Islam secara obyektif karena tuntutan perkembangan Islam di Inggris.