Lebih dari 250 orang meninggal dunia akibat terserang kolera di Haiti. Pemerintah setempat melakukan aksi cepat tanggap dengan mendirikan Pusat Perawatan (penderita kolera) di kawasan pedesaan di sebelah utara Port-au-Prince, Ibu Kota Haiti.
Terdorong untuk meningkatkan kembali kemampuan berbahasa Inggris, sudah beberapa hari ini saya menyempatkan diri membuka situs-situs berita berbahasa Inggris seperti daily mail, times, cnn, bbc, guardian dan tentunya situs yang memuat berita Sepak Bola seperti tribal football. Sejak dua hari yang lalu, topik utama beberapa situs terkemuka di atas (kecuali tribal football) membahas mengenai wabah kolera yang menyerang Haiti.
Beberapa bulan yang lalu negara dengan luas 27.750 km2 ini dilanda Gempa Bumi dahsyat yang menewaskan lebih dari 100.000 jiwa. Kini, musibah berikutnya datang lagi. Sudah lebih dari 250 orang diberitakan meninggal dunia dan sekira 3.015 orang terinfeksi gejala kolera.
Kolera, Penyakit apa?
Bagi kompasianer yang belum tahu mengenai penyakit kolera, berikut saya kutip dari www.guardian.co.uk penjelasan mengenai penyakit ini.
Kolera merupakan penyakit akibat terjadinya infeksi pada usus yang disebabkan oleh bakteri Vibrio Cholerae. Biasanya indikasi penyakit ini berupa diare, muntah-muntah, demam, sakit perut yang begitu hebat serta dehidrasi.
Penyakit mematikan ini menyebar melalui makanan dan minuman yang tidak higienis. Terutama di kamp pengungsian dan perkampungan kumuh yang biasanya memiliki sanitasi yang buruk. Terjadinya global warming juga turut membantu penyebaran penyakit ini.
Mencegah Penularan Kolera
Untuk mencegah terinfeksi kolera, bisa dilakukan melalui hal-hal sebagai berikut:
Pastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi benar-benar bersih;
Hindari (untuk sementara) sayur-sayuran mentah;
Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.
Untuk pertolongan pertama, kita bisa mengobati penderita kolera dengan oralit. Ya, oralit atau air yang diberi campuran gula dan garam.
Sumber: www.guardian.co.uk