Meski sebenarnya bisa diterapkan di luar ranah ekonomi, seperti dilakukan sendiri oleh Smith, namun analogi tangan tak terlihat ini tampaknya benar-benar digandrungi dalam ilmu ekonomi, terutama ekonomi modern. Bahkan menurut Donald Whinch, keyakinan akan aksioma tangan tak kelihatan inilah salah satu landasan yang menjadikan ekonomi bisa berkembang menjadi disiplin ilmu tersendiri. Penggagas ekonomi yang percaya bahwa pasar bebas tidak mungkin diatur oleh satu pihak tertentu, akan meyakini adanya sekumpulan hukum-hukum yang berlaku dalam pasar bebas tersebut. Pandangan inilah yang memungkinkan munculnya kajian prinsip-prinsip ontologis dan epistemologis ilmu ekonomi. Lebih jauh lagi pandangan inilah yang membukakan kemungkinan, negara-negara maju mau menjajal sistem berpikir yang diajukan Smith, walhasil menjadi laboratorium besar untuk kajian ekonomi. Belakangan bukan hanya negara-negara maju yang disebut liberalis itu, negara-negara sosialis pun mengembangkan disiplin ekonomi sendiri. Namun, sebagaimana James Bunchan paparkan dalam The Authentic Adam Smith, ekonomi Marxis-Sosialis ini pun tetap berangkat dari asumsi Smith tertebut.
Dampaknya memang unik. Boleh saja ekonomi Marxis dan Kapitalis beradu pendapat sengit dalam tataran ideologis dan akademis. Bahkan boleh saja sistem-sistem ekonomi lain dimunculkan sebagai alternatif. Namun pada kenyataannya kita bisa melihat peran tangan tak terlihat itu mengatur perekonomian dunia. Boleh saja sistem ekonomi tiap negara berbeda, tapi produk-produk mereka, yang dibentuk dan dilemparkan dari sistem ekonominya cepat atau lambat, langsung atau tidak, terpaksa atau tidak akan beradu di pasar yang bebas. Penduduk mereka, yang berpikir dan dicekoki pemikiran tentang sistem ekonomi ideal bahkan banyak yang fanatik akannya, tetap turut memproduksi dan mengonsumsi produk-produk tadi.