Disini saya tidak sedang berceramah ataupun memberikan taushiyah dan mauidhoh Hasanah. Karena sangat tidak layak saya melakukan itu mengingat ilmu agama yang sangatlah dangkal. Saya juga tidak hafal hadis maupun tafsir Al-Qur’an. Tentunya saya sungkan dengan santri-santri pondok pesantren terkemuka yang tiap hari mendaras kitab kuning dan mengaji dari kiai-kiai yang maksum. Memang istilah yang saya gunakan agak berbau kesantri-santrian. Yaitu Husnudzon. Karena jelas ini dari bahasa Arab. Namun yang ingin saya sampaikan di sini adalah bagaimana aplikasinya, berdasarkan pengalaman maupun wawasan umum saya yang cenderung bersifat subjektif saja.