Mohon tunggu...
KOMENTAR
Halo Lokal Pilihan

Bumi Rafflesia Vs Bumi Merah Putih, Mungkinkah Perubahan Ikon Bengkulu Jadi Magnet Wisatawan ?

31 Januari 2025   19:07 Diperbarui: 31 Januari 2025   19:07 165 34


Julukan Bumi Rafflesia sudah lama disematkan  pada Provinsi Bengkulu  dan merupakan ikon  pariwisata  Bengkulu yang melagenda.  Penyematan nama  ini sudah melalui kajian secara mendalam dan pertimbangan yang matang, usai sejumlah fakta sejarah ditemukannya banyak bunga langkah Rafflesia di daerah ini.

Dikutif dari beberapa sumber, Rafflesia, pertama kali ditemukan oleh Louis Auguste Deschamps, seorang ilmuwan asal Perancis yang meneliti selama 11 tahun di Indonesia. Deschamps menemukan bunga Padma, belum disebut sebagai Rafflesia.

Pada tahun 1803, Inggris berperang dengan Perancis, semua hasil penelitian Deschamps berikut dengan spesimen, catatan, dan ilustrasi yang dikumpulkan selama 11 tahun disita dijadikan pampasan perang. Peristiwa ini baru terbongkar pada tahun 1954, disertai dengan sejumlah temuan dan catatan sisa pampasan perang lainnya.

Dunia ilmiah pun  baru tahu mengetahui bahwa Deschamps yang pertama kali menemukan Rafflesia. Sementara, Thomas Stamford Raffles yang kemudian namanya disematkan penemu bunga.


Tetapi sewaktu  di Bengkulu ia memang menemukan sebuah bunga, selanjutnya disebut bunga Rafflesia, bersama ilmuwan bernama Joshep Arnold pada Mei 1818.

Dari situlah awal munculnya nama Rafflesia Arnoldii yang merupakan gabungan kedua ilmuwan. Raffles sebagai nama genus dan Arnoldii sebagai nama species. Sayangnya, sebelum dipublikasikan Arnoldii meninggal saat berada di Bengkulu karena  diserang penyakit malaria.

Baru sekitar tahun 1821 bunga tersebut dipublikasikan pada Transaction of the Linnean Society, 5 jenis bunga Rafflesia bisa ditemukan di Provinsi Bengkulu. Hampir semua wilayah di Bengkulu, kecuali ibu kotanya yaitu,  Kota Bengkulu memiliki bunga Rafflesia.

Dari 31 jenis Rafflesia yang ada didunia, Bengkulu memiliki koleksi terbanyak atau wilayah dengan temuan Rafflesia paling banyak. Sedangkan di wilayah lain biasanya hanya ditemukan  1 atau 2 jenis saja.

Rafflesia menjadi ikon pariwisata Bengkulu yang sangat dikenal, serta banyak membuat wisatawan datang ke Bengkulu hanya untuk melihat bunga ini mekar.

Akan tetapi Bumi Rafflesia yang sudah dikenal dan identik dengan Provinsi Bengkulu tersebut, belakang ini terusik dan berkembang wacana untuk dirubah dengan nama " Bumi Merah Putih."

Nama  Rafflesia menurut beberapa tokoh Bengkulu, kental dengan kolonialismenya, bau penjajahan, tidak mencerminkan rasa  nasionalisme serta jauh dari semangat kebangsaan.

Adalah Helmi Hasan, Calon Gubernur terpilih untuk periode 2025-2030  yang dalam waktu dekat akan dilantik menggagas rencana ini dan merupakan salah satu materi kampanye beliau beberapa waktu yang lalu.

Gagasan Walikota Bengkulu 2 periode tersebut tidak muncul begitu saja,  tetapi jauh sebelumnya, beliau telah menjadikan kota Bengkulu sebagai kota Merah Putih. Ini terbukti dengan adanya warisannya berupa Gedung Merah Putih di Kelurahan Pekan Kecamatan  Selebar, yang bakal dijadikan pusat Pemerintahan Kota Bengkulu.

Adapun hal yang melatari belakangi  dari rencana tersebut tidak lain karena sejarah mencatat bahwa  bumi Bengkulu pernah melahirkan seorang putri terbaik bangsa yang bergelar pahlawan nasional dan Ibu Negara pertama Republika Indonesia  yaitu Fatmawati.

Jamak diketahui bahwa menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia, Fatmawati yang merupakan isteri Presiden Republik Indonesia Soekarno itu telah menjahit dengan tangannya sendiri Bendera Pusaka Merah Putih  untuk dikibarkan pertama kali, tepat pada hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Jadi untuk mengenang perjuangan dan jasa- jasa Ibu Fatmawati Soekarno serta sebagai bentuk penghormatan kepada beliau, sepertinya penyematan Bumi Merah Putih kepada Bengkulu yang merupakan tanah kelahirannya adalah hal yang wajar.

Disamping itu, Merah Putih sebagai warna bendera negara Republik Indonesia yang berarti berani dan suci merupakan suatu hal yang tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia, tentunya  memiliki daya tarik tersendiri guna mendorong  semangat rasa persatuan.

Namun demikian, sebelum perubahan tersebut menjadi suatu keputusan, Sebaiknya  dikaji terlebih dahulu dampak positif dan negatifnya secara komprehensif dengan melibatkan pihak-pihak terkait. Perguruan Tinggi, Budayawan, Sejarahwan, dan lain-lain.

Sehingga perubahan itu nanti benar-benar berdampak positif untuk kemajuan daerah Bengkulu. Kalau Bumi Rafflesia yang menjadi magnet wisatawan datang  guna melihat bunga Rafflesia mekar. Kalau Bumi Merah Putih,  juga harus ada sesuatu yang menjadi daya pikat.#






KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun