Rumah sebagai tempat tinggal, walaupun megah, elok nan asri, tetap saja belum dianggap paripurna dimata penghuninya, ada-ada saja yang masih kurang. Sehingga ada pemeo bahwa, membangun sebuah rumah tidak ada selesainya.
Oleh karenanya tidak perlu heran bila pemilik rumah sebentar-sebentar memanggil tukang untuk memperbaiki dan " menyempurnakan " rumahnya, yang memang pekerjaan membangun rumah tidak pernah rampung, dengan tujuan agar enak dipandang mata.
Lalu kenapa mesti memanggil tukang untuk mengerjakan pekerjaan yang sesungguhnya bisa dikerjakan sendiri ?
Setidaknya ada 5 alasan penyebab yang melatar- belakangi tindakan tersebut :
Pertama. Tidak memiliki keterampilan.
Pekerjaan perbaikan rumah, sebenarnya memerlukan keterampilan yang memadai, walaupun jenis pekerjaannya nampak sederhana dan ringan, apalagi kalau pekerjaannya cukup rumit dan tingkat kesulitannya tinggi, tentu harus memanggil tukang yang tidak hanya terampil tapi harus ahli dan profesional.
Kedua. Keterbatasan waktu yang ada.
Kendati keterampilan dan keahlian dimiliki untuk pekerjaan perbaikan rumah, namun karena banyaknya aktivitas pokok, seperti kegiatan kantor dan pekerjaan bidang lainnya, maka tidak ada waktu yang tersisa untuk sekedar pekerjaan perbaikan rumah, sekalipun pekerjaannya sederhana.
Ketiga. Tidak mempunyai peralatan.
Sesederhana bagaimanapun pekerjaan perbaikan rumah, tentu memerlukan alat pertukangan, meskipun tidak lengkap tapi peralatan ini harus ada dan peranannya sangat vital untuk mendapatkan kerja yang berkualitas.
Keempat. Spirit untuk berbagi.
Berbagi kepada sesama merupakan perbuatan terpuji, tidak hanya sebatas berupa materi, tapi non materi-pun jadi seperti berupa pekerjaan misalnya.
Profesi tukang, juga seperti profesi lainnya mengalami pasang surut, terkadang banyak sekali yang membutuhkan, kadang kala sepi. Oleh karena itulah ada sebagian orang menyadari bahwa rezeki yang dia terima, juga harus dibagikan kepada orang lain dengan berbagai cara.
Pemberian dengan cara memberikan pekerjaan perbaikan rumah kepada tukang, dampaknya luar biasa, baik bagi pemberi maupun penerima (tukang). Tidak hanya menjadi kenangan yang sulit dilupakan, namun lebih dari pada itu dapat menjadi perekat hubungan pertemanan dan kekeluargaan.
Kelima. Selain itu, bisa jadi disebabkan karena adanya rasa " malu dan gengsi " serta kurang pantas jika mengerjakan sendiri pekerjaan perbaikan rumah, semoga tidak.#