Perundungan yang dialami seorang pegawai ditempat kerja lebih disebabkan oleh prilaku oknum pegawai itu sendiri.
Kok bisa ?
Begini penjelasan !
Di kantor atau di perusahaan dimanapun di atas muka bumi ini, seorang pegawai dituntut disiplin terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan hal ihwal perusahaan agar perusahaan berkembang dan menghasilkan profit.
Diketahui bahwa tujuan dari dibangunnya sebuah perusahaan tidak lain tujuan utamanya adalah mendapatkan profit atau keuntungan yang banyak.
Salah satu bagian dari kegiatan perusahaan yaitu melakukan rekrutmen pegawai oleh bagian personalia.
Terkadang, meskipun sudah ditetapkan kriteria dan syarat yang ketat kepada calon yang dapat diterima, tetapi masih juga terjaring pegawai yang " nakal.'
Ketika sudah mulai kerja, oknum pegawai yang " salah rekrut " ini biasanya berprilaku kurang baik, kurang mematuhi tata tertib atau peraturan yang berlaku di perusahaan atau disebut kurang disiplin.
Sebab dari kurang disiplin atau boleh jadi sudah mengarah ke prilaku indisipliner, maka mengakibatkan terjadinya " kecemburuan " dari pegawai lainnya, dan dari sini biasanya benih-benih perundungan timbul.
Bila kondisi ini tidak cepat ditindak atau cendrung diabaikan oleh pimpinan, maka perundungan terhadap oknum pegawai tersebut berpotensi terjadi.
Disamping itu, perundungan berpotensi terjadi bila oknum pegawai, baik dalam mengerjakan tugas-tugas perusahaan sehari-hari maupun berpenampilan selalu berprilaku ekslusif.
Prilaku dan penampilan ekslusif tidak membuat semua teman kerja atau pimpinan senang dan malahan sebaliknya akan "memancing ketidaknyamanan " pegawai sekerja atau pimpinan, sehingga berpotensi menjadi bibit perundungan.
Oleh karena itu untuk mengantisipasi perundungan ditempat kerja, maka bekerjalah secara wajar dan disiplin sesuai dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan tempat kerja.
Jadi, terjadinya perundungan tempat kerja, sebenarnya akibat dari prilaku oknum pegawai/karyawan itu sendiri.
" Tidak ada asap bila tidak ada api "
Majulah kita semua.#
