Bismillah,
Tidak terbayang dalam benak saya sebelumnya, kalau untuk sampai ke areal perkebunan kopi rakyat " semiyak ' Lebong begitu " susah " dan ngeri.
Saya dari kediaman Kota Bengkulu sengaja mengendarai sepeda motor, dengan maksud agar sampai betul kepondok tujuan untuk tempat bermalam, karena dari informasi yang diterima sepeda motor bisa sampai keareal perkebunan.
Baru saja meninggal Desa Tik Koto Rimbo Pengadang Lebong sebagai titik over dari Kota Curup untuk memasuki kawasan perkebunan kopi disini, saya sudah dihadapkan pada jalan setapak dengan banyak rintangan.
Jalan sempit berbatu, berdebuh karena musim kering dan di kanan kiri terdapat lembah yang siap " menampung " bila kendaraan terpeleset.
Semakin masuk kedalam jalanan semakin kecil serta dikiri kanan dipagar tebing (tanah tinggi) diatas jalan dan terus mendaki, hingga versneling yang digunakan 1-2 saja dengan gas tinggi.