Bismillah,
Fenomena pelecehan terhadap pekerja perempuan atau karyawati di kantor, baik kantor pemerintah maupun swasta bukan hal baru terjadi hari ini melainkan sejak dulu.
Bukankah sering terdengar dan terbaca dari media elektronik dan cetak bahwa telah terjadi kasus pelecehan seksual di kantor A bernama B yang dilakukan oleh oknum atasannya berinisial C.
Kasus-kasus pelecehan seksual dari yang ringan-ringan sampai berat tersebut tidak mesti terjadi bilamana calon korban berani menolak dengan tegas.
Memang modus operandi yang umum dilakukan oknum atasan (bos) berupa rayuan-rayuan gombal dan janji-janji manis serta memberikan tugas-tugas tambahan dengan berbagai macam iming-iming agar calon korban menjadi tertarik.
Disamping itu kerap kali diajak makan bareng dan diberi bonus-bonus yang lebih dari kewajaran serta hadiah-hadiah yang kurang pantas, agar oknum atasan disebut memiliki perhatian terhadap bawahan.
Bila hal-hal semacam itu di alami oleh calon korban dari oknum atasan, maka perlu waspada, karena pasti ada " maunya dan tidak ada makan siang gratis."
Selain itu, seringkali dipanggil untuk menghadap diruangan bos dengan pintu tertutup, seolah-olah ada masalah yang urgent dan perlu didiskusikan, padahal substansinya biasa-biasa saja.
Oleh karena itu, agar tidak menjadi korban oleh oknum atasan yang ' nakal " maka tidak ada jurus lain kecuali harus berani dan tidak ragu-ragu untuk menolaknya.
Katakan tidak, jangan takut akan mendapatkan teguran atau intimidasi, serta yakin tindakan itu benar dan akan banyak mendapat simpati dari para kolegamu dikantor.
Dengan sikap yang tegas dan kepribadian yang tidak mudah " digoda " serta bekerja profesional, sudah pasti atasan berpikir ulang akan niatnya yang tidak baik dan bukan tidak mungkin berubah sikap menghargai bawahannya.
Ingat, " tindakan pertama sangat menentukan kesuksesan selanjutnya dan waspadalah kejahatan terjadi karena adanya kesempatan dan niat dari pelakunya."
Majulah kita semua. #