Bismillah,
Selama ini Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi memang sudah lama menjadi kawasan aglomerasi daerah khusus ibukota Jakarta, yang populer disingkat dengan Jabodetabek.
Dan selama ini juga dalam berinteraksi sosial tidak ada persoalan yang berarti, ini boleh jadi karena secara geografis letak daerah ini berdekatan satu sama lainnya.
Bahkan dalam keseharian warga Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi sudah "Betawi" banget, terutama bahasa yang dipakai dalam berkomunikasi.
Hal itu juga Saya rasakan dan alami sendiri ketika dulu pada dekade tahun sembilan puluhan pernah menjadi warga sementara distrik ini, tepatnya Kota hujan Bogor.
Sementara itu dalam rancangan undang-undang daerah khusus Jakarta (RUU-DKJ) nampaknya kawasan wilayah ini akan bertambah lebar dengan dimasukkannya Kabupaten/Kota Cianjur.
Pertanyaannya justru kenapa Kabupaten/Kota Karawang malahan tidak masuk ?
Padahal bila dilihat dari letak geografisnya, Karawang lebih dekat dibandingkan dengan Cianjur, juga ada kedekatan historis dari bangsa besar Indonesia ini. Bukankah ada sejarah yang melagenda " Karawang-Bekasi- Jakarta."
Disamping itu Karawang juga sejak dulu telah menjadi kawasan industri dan bila dimasukkan, tentu tidak akan ada kendala dan akan cepat beradaptasi.
Sedangkan Kabupaten/Kota Cianjur secara geografis letaknya relatif jauh dengan Jakarta, mesti melewati Bogor-Ciawi dahulu. Hanya saja keunggulannya bahwa di kota ini terdapat Istana Presiden.
Dan jangan lupa bahwa masyarakat Cianjur merupakan bagian dari masyarakat Sunda Jawa Barat yang dari dulu terkenal dengan kelembutannya, baik bahasa maupun sikap.
Hal lain, bila Karawang juga masuk kawasan aglomerasi daerah khusus Jakarta, tentu dan saya mengharapkan kependekannya menjadi " JABODETABEKACI (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Karawang, dan Cianjur)."
Dengan perubahan status Jakarta beserta kawasan aglomerasinya, harapan warga "JABODETABEKACI " khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, kehidupan menjadi lebih baik.
Majulah kita semua. #
