Ada sebuah lagu daerah Bengkulu yang sangat populer sejak generasi dahulu kala sampai dengan generasi Z sekarang ini.
Lagu lawas yang berjudul Uncu Leha (bibi Leha) tersebut diajarkan di sekolah-sekolah dan sering menjadi lagu "wajib " setiap kali ada event lomba vokal, baik inter maupun antar sekolah.
Juga tidak heran kalau grup lomba voksong yang membawakan lagu uncu Leha ini oleh tim juri sering ditetapkan sebagai pemenang.
Lalu apa hubungannya dengan beras dan skincare?
Sebagaimana yang terdapat lirik pada lagu uncu leha tersebut yaitu menggambarkan kehidupan keluarga nelayan di Kota Bengkulu pada zaman dahulu.
Untuk diketahui bahwa Kota Bengkulu terletak di garis pantai Lautan Indonesia sepanjang kurang lebih 17 km.
Dengan mata pencaharian sebagai nelayan, maka setiap menjelang subuh suami uncu leha dengan perahu dayungnya berangkat ketengah laut untuk " menangkap ' ikan dengan menggunakan peralatan seadanya.
Maklum saja, nelayan zaman dahulu tidak seperti nelayan era sekarang yang telah menggunakan kapal bermotor serta peralatan yang serba moderen, bahkan sudah menggunakan alat pendeteksi tempat keberadaan gerombolan ikan.
"Uncu Leha" sebagai seorang ibu rumah tangga, selama ditinggal oleh suaminya melaut, yang biasanya pergi pagi-pagi sekali dan baru pulang setelah menjelang tengah hari, melakukan kegiatan rutin sehari-hari dan juga tidak lupa merawat diri.
Oleh karena bahan kecantikan pabrikan belum ada, termasuk jenis bahan perawatan yang lainnya, maka satu-satunya bahan yang digunakan yaitu " Bere ' (beras bahasa Bengkulu).
Beras, direndam beberapa jam lalu ditumbuk menjadi tepung halus serta ditambahkan air secukupnya, lalu tepung ' bere " yang sudah seperti pasta itulah yang diusapkan ke muka, tangan, kaki, dan bagian tubuh yang lainnya.
Begitulah, dengan "Bebedak Bere" (bedak tepung beras) secara rutin yang dilakukan uncu Leha, maka kulitnya kelihatan halus dan muda.
Kemudian pada bagian lain syair lagu itu, pada suatu kesempatan lewat didepan rumahnya kawanan remaja dan melihat uncu. Leha masih muda dan cantik, dan dikira masih lajang, lalu mereka "menggodanya."
Kemudian, masih dibait lagu itu juga dengan jujur uncu leha mengatakan sambil menohok kawanan remaja tersebut, "tebalik nian kau = keliru betul kalian, piyut ambo la sepuluh = cucu saya sudah sepuluh."
Sementara itu budaya "bebedak bere" apa masih ada remaja putri dan mak-mak muda melakukannya hari?
Entahlah !
Majulah kita semua. #